Rabu, 27 Mei 2009

RESUME BUKU

Revolusi terbaru dalam sejarah: Kekuatan yang akan mengubah hidup anda
Revolusi Cara Belajar ( Learning Revolution ) didasarkan pada depalan keyakinan utama:
1. Dunia sedang bergerak sangat cepat melalui titik-balik sejarah yang amat menentukan.
2. Kita hidup di tengah revolusi yang mengubah cara kita hidup, bekomunikasi ,berpikir, dan mencapai kesejahteraan.
3. Revolusi ini akan menetukan cara kita dan anak-anak kita berkerja, mencari nafkah, dan menikmati hidup secara keseluruhan.
4. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, hampir segala hal mungkin dilakukan.
5. Di setiap Negara mungkin hanaya ada 1 dari setiap 5 orang yang tau benar cara memanfaatkan gelombang perubahan ini dengan cerdik bahkan di negara maju.
6. Jika tidak mampu mencari alternatif penyelesaian atas persoalan tersebut, 20% elit tersebut akan menikmati 60% pendapatan nasional, sedangakan 20% yang termiskin hanya mengecap 2%. Itulah kondisi yang memastikan terjadinya kemiskinan, kegagalan sekolah, dan lain-lain.
7. Kita membutuhkan revolusi belajar untuk mengimbangi revolusi informasi agar dapat menikmati keuntungan bersama dari potensi (sumber daya manusia) yang luar biasa.
8. Untungnya, revolusi tersebut yang membantu kita mempelajari segela hal secara lebih cepat dan lebih baik – juga berjalan semakin cepat.

16 kecenderungan utama yang akan membentuk masa depan.
Kita adalah generasi pertama yang hidup di zaman baru: di zaman yang menawarkan pilihan masa depan yang tak terbatas, ketika segala sesuatu mungkin di lakukan. Masa depan bergantung pada kemampuan mereka dalanm menyerap berbagai konsep baru, menentukan brbagai pilihan baru, dan belajar serta bradaptasi sepanjang hidup. Kekuatan otak, pengetahuan, dan kratifitas manusia akan menggantikan mesin dan bangunan sebagai modal utama dalam masyarakat.
Gagasan utama adalah bahwa dibutuhkan metodee belajar baru jika masyarakat ingin memetik manfaat. Hal ini bukan hanya bagi genrasi muda, tetapi juga bagi generasi tua.
16 kecenderungan utama yang menentukan bagaimana cara kita belajar:

1.Zaman komunikasi instan
Teknlogi penyimpanan dan penyajian informasi telah berkembang luar biasa, memungkinkan orang untuk mengakses informasi secara instan dalam berbagai bentuk.
Rumah akan menjadi tempat vital dalam belajar, bekerja, dan menikmati hiburan. Al ini akan mengubah sekolah, bisnis, pusat perbelanjaan, perkantoran-ringkasnya mengubah hampir seluruh konsep kita tentang kerja.

2.Dunia tanpa batas-batas ekonomi
Secara tak terelakan, kita juga bergerak menuju sebuah dunia yang memungkinkan sebagian besar perdagangan menjadi tak terbatas layaknya internet. Memang, ada kecenderungan jangka pendek yang ingin melindungi pendapatan sector pertanian di berbagai beberapa Negara.
Aset Negara akan sangat bergantung pada kemampuan warganya dalam mempelajari keterampilan baru, khususnya dalam mendefinisikan masalah, meciptakan solusi, dan meningkatkan nilai-tambah.

3.Empat lompatan ekonomi dunia-tunggal
1. Konstinuitas kepemimpinan Amerika dibiang-bidang strategis seperti inovasi elektronik dan juga kepemimpinan di dunia “konvergensi” yang baru.
2. Kelahiran kembali Eropa sebagai entitas ekonomi tunggal, sebagai model bagi komunitas terpadu.
3. Munculnya “macam-macam ekonomi” yang dinamis sebagai model bagi Negara kecil.
4. Kebangkitan Cina, Negara berpenduduk terbanyak didunia, sebagai model bagi Negara terbelakang dengan penduduk besar.

4 Perdagangan dan pembelajran melalui internet
Dengan mengkaitkan keempat kecenderungan di atas dengan dunia perdagangan dan pendidikan, kita memperoleh gambaran mengagumkan tentang dunia masa depan. Seperti ditunjukan dalam Proyek Li, orang tidak hanya dapat berkomunikasi cepat keseluruhan penjuru dunia, tetapi mereka dapat berdagang dan belajar secara instant pula.

5.Masyarakat layanan baru
Beberapa kalangan menyebut masadepan kita sebagai “ekonomi layanan baru”. Namun, pengertian “manufaktur” dan “layanan” akan menjadi kadaluwarsa. Semakin banyak manufaktur yang dikombinasikan dengan layanan: disesuaikan untuk setiap individu-seperti halnya perangkat keras computer saat ini mewakili sebaian kecil dari layanan total yang disediakan oleh perusahaan computer.
Masih banyak pendidikan yang menyerupai metode produksi industri yang semakin tidak popular: sistem kurikulum ban-berjalan standar yang dibagi menjadi mata pelajaran, diajarkan per unit, diatur berdasarkan kelas, dan diuji dengan tes standar. Hal ini tidak lagi mencerminkan dunia tempat kita hidup. Dan sistem pendidikan tradisional tidak akan dapat lagi melingkupi ralitas baru.

6.Penyatuan yang besar dengan yang kecil
Dalam ekonomi industri tradisional, ukuran perusahaan sangatlah berpengaruh. Perusahaan besar saja yang sanggup membeli komputer raksasa-waktu itu merupakan puncak prestasi elektronika. Teknologi ini ikut memicu senralisasi birokrasi, pengambilalihan, akuisisi, dan merger. Kini kebanyakan komputer raksasa itu telah kadaluwarsa. Dunia di kuasai oleh komputer mini. Perusahaan besar memang masih bertahan. Kebanyakan dari mereka, seperti GE, sedang mengalami pertumbuhan pesat.
Struktur ogranisasi akan berubah dengan cepat. Perusahaan raksasa yang masih berjaya kini di bagi-bagi menjadi puluhan tim proyek kecil. Masing-masng bertindak dan mengatur sendiri, mengilangkan spesialisasi lama, hierarkipiramida bisnis lama dan gaya manajemen militer yang sudah usang.

7.Era baru kesenangan
Pariwisata adalah salah satu industri yang mampu menciptakan banyak lapangan kerja baru. Untuk melaksanakannya, dibutuhkan peningkatan dalam pelatihan bahasa asing, pengetahuan budaya, pelayanan yang ramah, dan menciptakan pengalaman liburan yang menarik. Dan tugas pendidikan yang tak kalah pentingnya adalah membantu menyiapkan setiap warga negara untuk memasuki era yang menyenangkan

8.Perubahan bentuk kerja
Handy meramalkan bahwa dalam waktu singkat tenaga kerja yang bekerja purna-waktu di perusahaan tradisional akan menyusut. Orang-orang yang sangat terdidik, yang mulai bekerja pada pertengahan usia 20-an dengan kualifikasi sarjana atau pascasarjana, akan menyediakan layanan inti manajemen yang esensial. Sisanya, akan bekerja dalam tiga kelompok terpisah.
Kelompok pertama melibatkan tim proyek: bekerja bersama untuk menangani proyek tertentu , biasanya dalam jangka waku singkat. Ini akan menjadi metode pekerjaan yang dominan pada dasawarsa mendatang. Dan tuntutannya akan menimbulkan tantangan besar bagi dunia pendidikan. Pola-kerja tim proyek ni jelas: setiap orang adalah seorang ahli yang mandiri dan berpikiran terbuka, yang bekerja sama di dalam tim yang terbuka, untuk menemukan solusi.
Kelompok kedua adalah pekerja separuh waktu dan musiman: bekerja dua atau tiga kali seminggu di supermarket, atau akhir minggu atau musim panas di industri pariwisata akan menjadi wadah bagi yang tenaga kurang terampil. Yang mengisi posisi ini adalah kelas pekerja kasar; kasir toko beupah rendah; pelayan restoran siap-saji separuh waktu di saat ramai.
Kelompok ketiga adalah orang-orang yang bekerja mandiri atau sebagai kelompok keluarga: mengerjakan jenis pekerjaan yang mereka sukai. Memungkinkan siapa saja yang berkompeten, untuk menjual barang dan jasa kepada siapapun. Keluarga akan mampu untuk menawarkan apa saja, dari rumah hiburan hingga ide.

9.Perempuan sebagai pemimpin
Naisbitt mengatakan bahwa peningkatan jumlah perempuan dalam posisi pemimpin saat ini sedang menanjak. Perempuan menciptakan berbagai perusahaan baru dengan kecepatan dua kali lipat daripada pria.The Economist mengamati bahwa anak perempuan di berbagai Negara tampak mengungguli anak lelaki sebelum mulai sekolah dan sampai akhir sekolah lanjutan. Di berbagai tempat lain, perempuan belum mendapatkan kesempatan. Tak diragukan lagi, masih terjadi diskriminasi gender yang sering mengerikan. Namun, ketika pembatasan-pembatasan terhadap perempuan dhapus, mereka mampu melejit. Tidak diragukan lagi, bahwa dalam banyak hal, perempuan menyajikan perspektif yang beragam.



10.Penemuan terbaru tentang otak yang mengagumkan.
Beberapa kalangan mengatakan bahwa 1970-an adalah dekade eksplorasi angkasa 1980-an : dekade pertumbuhan ekonomi, dan 1990-an : dekade penemuan ruang batin ketika akhirnya orang menghargai dan memanfaatkan potensi luar biasa otak manusia. Bagi siapapun yang terlibat didunia pendidikan, dia akan di pandang sebgai produk cermerlang dari sistem pendidikan yang baik.

11.Nasional budaya
Dengan semakin mengarah ke ekonomi dunia-tunggal, kita semakin mengembangkan gaya hidup global. Akan tetapi, kita juga mengamati kecenderungan yang berlawanan, yang disebut oleh Naisbitt sebagai nasionalisme budaya. Akan tetapi, tantangan positif bagi dunia pendidikan juga tampak jelas. Semakin berkembangnya teknologi, semakin subur pula upaya melestarikan warisan budaya kita dalam bentuk musik, tarian, bahasa, seni, dan sejarah.
Di dalam komunitas individual yang mengilhami arah baru pendidikan, khususnya di antara kelompok minoritas, kita akan melihat praarsa budaya yang aan berkembang dan peningkatan harga diri yang luar biasa.

12.Kelas bawah yang makin besar
Berbagai data statistik menunjukkan bahwa anggota kelas bawah ini sering terjebak dalam lingkaran setan. Pada 1970 Alvin Toffler telah meramalkan dalam Future Shock tentang munculnya era keretakan keluarga: banyaknya perceraian, berubahnya gaya hidup, dan pecahnya keluarga inti. Hampir semua ramalanya terbukti. Dan ketika keretakan keluarga bergabung dengan pengangguran, ia berubah menjadi malapetaka sosial. Pendidikan adalah kunci utama untuk membuka masa depan alternatif.

13.Semakin besarnya jumlah manula
Dunia ekonomi mengakami perubahan dramatis, begitu pula demografi. Dan kecenderungan paling menonjol di negara maju adalah terjadinya penuaan populasi. Dengan tingkat pertumbuhan saat ini, populasi yang berumur lebih dari 60 tahun akan meningkat menjadi 1 miliar. Generasi berusia 60 ke atas itu juga mewakili salah satu sumber daya terbesar yang belum dimanfaatkan demi masa depan pendidikan.

14.Ledakan praktik mandiri
Era industri juga melahirkan fenomena lain: pencampurbauran struktur dengan realitas. Bersamaan dengan munculnya perusahaan besar yang menyediakan produksi massal bagi jutaan orang, bermunculan pula perusahaan raksasa yang “menghasilkan” kesehatan dan pendidikan. Dan kita sulit membedakan pendidikan dengan persekolahan, kesehatan dengan penyembuhan dan rumah sakit, hukum dengan penasiahat hukum.

15.Perusahaan kooperatif
Tahun 1990-an dimulai dengan keruntuhan komunisme model Soviet, dan berharap bahwa dekade yang baru juga menyaksikan kemunduran kapitalisme model kasino. Dalam The 100 Best Companies To Work For in America, hampir setiap perusahaan yang telah terdaftar merintis bentuk ikatan kerja baru: kemitraan, kepemilikan saham, pembagian laba, pendidikan berkelanjutan, pembagian kerja, sistem kerja yang fleksibel, tim proyek, dan banyak lagi.

16.Kemenangan individu
Di seluruh dunia kita menyaksikan kebangkitan kekuatan dan tanggung jawab individu seiring dengan semakin banyaknya orang yang mampu menciptakan masa depannya sendiri. Konsumen individual adalah raja dan ratu yang memiliki hak dan kemampuan untuk memilih dari berbagai produk dan jasa terbaik di seluruh dunia. Yang akan melibatkan kita semua dalam memilih pendidikan kita sendiri dan dalam sistem pendidikan terbaik dari seluruh dunia: sebuah perubahan yang berpotensi revolusioner. Dengan menangkap seluruh kesempatan, kita bukan hanya mengubah wajah pemerintahan dan industri tetapi juga sifat dunia tempat kita hidup, dan sifat pendidikan serta sistem belajar yang akan mengantarkan kita ke masa depan.

13 langkah menuju masyarakat pembelajaran di abad ke-21
Jika tujuan kita hanyalah menciptakan sekolah-sekolah terbaik di dunia, jawabannya sanagtlah sederhana: temukan ide-ide terbaik yang telah teruji dan kaitkan hal itu dengan kebutuhan kita. Akan tetapi, revolusi yang sebenarnya bukan hanya soal persekolahan, melainkan soal pembelajaran: menemukan cara belajar, cara berpikir, dan teknik-teknik baru yang dapat diterapkan pada masalah dan tantangan apapun, untuk semua tingkat usia. Revolusi pembelajaran total akan melibatkan lebih dari sekadar masalah persekolahan. Dari berbagai kalangan yang saling berkaitan, sekolah dan dunia bisnis bersama-sama merancang kembali masa depan kita. Untuk mencapai masyarakat pembelajar, ada 13 langkah yang saling berkaitan yaitu:
1. Peran baru komunikasi elektronik
Kini adalah era pertama ketika anak-anak lebih menguasai teknologi dominant dibandingkan para guru dan orangtua. Revolusi gabungan Internet-komputer-World Wibe Web ini membentuk generasi baru lebih dahsyat dibandingkan revolusi yang dipicu oleh teman percetakan, radio, mobil, dan televisi.Yang mengherankan, tidak ada negara yang mencanangkan program nasional untuk menghubungkan setiap arga negara ke jaringan komunikasi elektronik yang instan dan interaktif.
Jika kita tidak memanfaatkan sepenuhnya komunikasi elektronik dalam pendidikan, kita akan seperti nenek moyang kita yang gagal menggunakan alfabet, menolah mencetak buku, atau masih menggosok-gosokkan batang kayu untuk menciptakan api. Namun, bangsa yang benar-benar memanfaatkan ledakan komunikasi digital, dan menghubungkannya dengan teknik-teknik pembelajaran baru, niscaya akan memimpin dunia di bidang pendidikan.

2. Pelajari komputer dan internet
Kami tidak terlalu menekankan pentingnya mempelajari secara khusus kecakapan bisnis sejak dini. Bagi abad ke-21, komputer dan internet adalah seperti halnya telepon bagi abad ke-20 bahkan lebih dahsyat lagi.


3. Perlunya perombakan dramatis dalam pendidikan orangtua
Sebagian besar peneliti tentang otak berkesimpulan bahwa 50 persen kemampuan belajar manusia berkembang dalam empat tahun pertama. Itu bukan berarti 50 persen pengetahuan atau kebijaksanaan, melainkan bahwa pada tahun-tahun awal itulah otak bayi membentuk 50 persen dari koneksi-koneksi sel otak utama jalur-jalur yang siap menimpan semua pengetahuan di masa depan.
Di negara maju, kurang dari 50 persen calon ibu lebih sedikit lagi calon ayah yang mau menghadiri pelatihan pralahir. Bahkan, pelatihan pralahir sering hanya membicarakan kelahiran itu sendiri. Nyaris tak ada sama sekali pendidikan tentang keayahbundaan (parenting): tidak ada pelatihan tentang pengaturan makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan otak, atau tentang rangsangan terbaik yang dibutuhkan oleh anak-anak.

4. Prioritas layanan kesehatan bagi anak-anak
Jika tahun-tahun pertama adalah saat sangat penting untuk pembelajaran, sembilan bulan sebelum kelahiran dan lima tahun pertama adalah saat paling penting bagi kesehatan. Pengaturan makanan yang baik dan bergizi sangatlah penting untuk proses belajar, dan begitu juga dengan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Di negara-negara kaya hampir 20 persen anak-anak menderita infeksi telinga. Jika tidak terdeteksi dan tidak diambil tindakan, penyakit ini bisa mengakibatkan kopokan (saluran telinga terhalang oleh cairan lengket seperti lem). Jika hal tu terjadi pada kedua belah telinga, anak-anak bisa kehilangan pendengarannya. Dan jika anak-anak tidak dapat mendengar pada tahun-tahun yang sangat penting bagi perkembangan kemampuan berbahasa sejak lahir hingga berusia empat tahun dia dapat menjadi tuli seumur hidup.

5. Program pengembangan anak-anak
Prioritas di kebanyakan negara justru sebaliknya. Subsidi per mahasiswa saat ini di berbagai universitas sangatlah besar, jauh lebih besar daripada sekolah dasar dan sekolah lanjutan dan semuanya itu lebih mahal daripada taman kanak-kanak. Pembalikan prioritas ini haruslah menjadi program nasional.

6. Kita dapat mengejar ketertinggalan pada usia berapa saja
Ada banyak sekali program persamaan, kebanyakan untuk tingkat sekolah dasar. Namun, memulainya di tingkat sekolah lanjutan tidak mustahil bagi sebagian orang. Dan kebanyakan teknik pembelajaran baru dapat juga digunakan secara efektif bagi pembelajaran dan pengajaran untuk orang dewasa.

7. Melayani setiap gaya belajar individu
Setiap orang memiliki gaya belajar dan gaya bekerja yang unik. Sebagian orang lebih mudah belajar secara visual: melihat gambar dan diagram. Sebagian yang lain secara auditorial: suka mendengarakan. Dan yang lain adalah pelajar haptic: menggunakan indra perasa (pelajar tactile) atau menggerakkan tubuh (pelajar kinestetik). Beberapa orang berorientasi pada teks tercetak: membaca buku. Serta dengan “kelompok interaktif”: berinteraksi dengan orang lain.
Namun, saat ini banyak anak-anak yang putus sekolah lanjutan karena gaya belajar mereka tidak sesuai dengan gaya belajar yang diterapkan di sekolah. Akan tetapi, merancang kurikulum sekolah yang memungkinkan setiap para pelajar diuji untuk menemukan gaya belajar sendiri-sendiri atau yang melatih para guru untuk mengetahui gaya belajar mereka, bukanlah hal mustahil. Jika hal itu bisa dilakukan, setiap gaya belajar anak semestinya dapat dilayani di sekolah.

8. Belajar tentang cara belajar dan cara berpikir
Ada dua mata pelajaran yang harus membentuk inti dari persekolahan, masing-masing diintegrasikan ke dalam seluruh pelajaran: belajar tentang cara belajar dan cara berpikir. Pertama, mempelajari cara otak bekerja, cara memori bekerja, cara kita menyimpan informasi, mengambilnya, menghubungkannya dengan konsep lain, dan mencari pengetahuan baru, kapan pun anda memerlukannya dengan cepat. Sistem-sistem berkarakter sama yaitu: mendorong kita untuk menggunakan seluruh “kecerdasan” dan indera untuk belajar dengan lebih baik: melalui musik, irama, rima, gambar, perasaan, emosi, dan tindakan. Yang mengagumkan adalah bahwa metode belajar terbaik, ternyata mirip dengan metode belajar pada diri anak-anak.

9. Apa yang seharusnya diajarkan di sekolah?
Hampir di seluruh dunia terjadi perdebetan tajam tentang apa yang seharusnya diajarkan di sekolah. Sedikitnya ada empat mazhab kurikulum ditambah mazhab kelima yang kini tumbuh dengan cepat.
Pertama, esensialisme. Konsepnya adalah guru harus mengajari siswa pengetahuan inti dari mata-mata pelajaran esensial, dengan jumlah yang sangat terbatas.
Kedua, ensilopedisme. Konsepnya adalah materi pendidikan harus mencakup seluruh pengetahuan manusia, dengan menggunakan “buku-buku ajar” berilustrasi untuk setiap mata pelajaran.
Ketiga, pragmatis. Konsep pendidikan yang berpusat pada anak.
Keempat, progresif aliran pertama. Konsepnya adalah pendidikan harus berpusat pada anak dan kurikulumnya harus dirancang berdasarkan kebutuhan pribadi detiap anak.
Kelima, progresif aliran kedua. Konsepnya adalah “berpusat pada masyarakat” diusulkan oleh pera pendidik yang menganggap tujuan utama pendidikan adalah merekonstrksi masyarakat.
Setiap lulusan sekolah seharusnya dapat mengeja, membaca, menulis, dan memahami dasar-dasar matematika, sejarah, gegrafi, ilmu-ilmu fisika, musik, dan masih banyak lagi. Kita sangat perlu menghasilkan para akademisi dan ilmuwan besar. Namun, mengingat terjadinya perubahan terus-menerus dalam masyarakat, semakin pentinglah bagi setiap lulusan sekolah untuk memiliki kemampuan dalam bertindak, belajar, dan mengatur masa depan sendiri secara mandiri.

10. Belajar dengan empat tingkat
Mata pelajaran apapun yang diambil para siswa, tolok ukur sesungguhnya dalam sistem pendidikan masa depan adalah seberapa besar kemampuannya dalam membangkitkan gairah belajar secara menyenangkan. Dalam setiap sistem yang terbukti berhasil yang kami pelajari di seluruh dunia, citra diri ternyata lebih penting daripada materi pelajaran. Yang juga sama pentingnya bagi mereka yang putus sekolah adalah kebutuhan untuk mempelajari keterampilan hidup. Empat tingkat kurikulum yang harus ditekankan:
a. Citra diri dan perkembangan pribadi,
b. Pelatihan keterampilan hidup,
c. Belajar tentang cara belajar dan cara berpikir,
d. Kemampuan-kemampuan akademik, fisik, dan artistic yang spesifik.

11. Tiga tujuan belajar
Belajar seharusnya memiliki tiga tujuan:
a.Mempelajari keterampilan dan pengetahuan tentang materi-materi pelajaran spesifik dan anda dapat melakukannya dnegan lebih cepat, lebih baik, dan lebih mudah.
b.Mengembangkan kemampuan konseptual umum mampu belajar menerapkan konsep yang sama atau yang berkaitan dengan bidang-bidang lain.
c.Mengembangkan kemampuan dan sikap pribadi yang secara mudah dapat digunakan dalam segala tindakan kita.

12. Dimana seharusnya kita mengajar?
Dalam sejarah dunia, sekolah dengan ruang-ruang kelasnya adalah sebuah konsep yang sangat baru. Kami berpendapat bahwa sekolah perlu diubah menjadi pusat pembelajaran masyarakat seumur hidup dan mungkin juga pusat kesehatan dan pendidikan orangtua.

13. Berpikirlah terbuka dan komunikasikan dengan jernih
Kami juga meminta kepada siapapun yang terlibat di dunia pendidikan, pembelajaran, dan persekolahan agar selalu membuka pikiran, dan mengkomunikasikan capaian-capaian penelitian secara faktual, jujur, dan jelas. Masa depan jutaan anak telah dirusak oleh penyebaran teori-teori pendidikan yang telah terbukti kesalahannya.

Anda adalah pemilik computer terhebat di dunia
Sejak hari-hari pertama kehidupan, sel-sel membentuk koneksi belajar (sinapsis) dengan kecepatan yang luar biasa: 3 miliar per detik. Koneksi tersebut adalah kunci dari kekuatan otak. Cara mengeksplorasinya yaitu:
1. Keempat bagian otak anada adalah satu kesatuan
Otak memiliki dua sisi: masing-masing mengontrol fungsi yang berbeda dan memproses informasi dengan cara yang berbeda dan kedua sisinya dihubungkan oleh sistem relai elektronis dan kimiawi mengagumkan yang masing-masing memiliki 300 juta sel saraf.
Otak bawah atau batang otak: mengendalikan sebagian besar naluri anda, seperti bernapas dan detak jantung.
Pusat otak: mengendalikan emosi anda.
Otak bagian atas: memungkinkan anda untuk berpikir, berbicara, bernalar, dan mencipta. Yang terselip di belakangnya: serebelum yang berperan menyimpan “memori gerak”.
Anda menggunakan berbagai bagian dari otak untuk menyimpan, mengingat, dan mengambil informasi. Bagian otak mengendalikan fungsi-fungsi sederhan: pernapasan, detak jantung, dan banyak naluri dasar yang lain. Banyak imluwan percaya bahwa manusia adalah hasil akhir dari proses evolus selama empat miliar tahun.

2. Neuron, dendrite, sel glial, dan sistem penyelubungan
Setiap neuon kita yang berjumlah100 miliar itu adalah sebuah komputer maya yang berdiri sendiri. Masing-masing mampu mengembangkan antara 2.000 dan 20.000 cabang disebut dendrit. Seluruh dendrite kemudian, anak dikelilingi hingga 900 miliar sel “glial”. Seluruh bagian ini terhubung untuk membentuk komputer paling alami dan unik di dunia jika kita bisa menyebutnya demikian, ia tampak seperti eksistem yang dapat memperbaharui dirinya sendiri.

3. “Pusat-pusat kecerdasan” anda
Gardner berkata bahwa setiap orang memiliki dua tipe kecerdasan:
Pertama, kecerdasan linguistik: kemampuan membaca, menulis, dan berkomunikasi dengan kata-kata.
Kedua, kecerdasan logika dan matematika: kemampuan untuk menalar dan menghitung.
Dan Gardner mempertimbangkan adanya satu kecerdasan lagi yaitu “kecerdasan naturalis”: kemampuan untuk bekerjasama dan menyelaraskan diri dengan alam.
Kecerdasan pada karya-karya awalnya:
a.Kecerdasan musikal: berkembang dengan sangat baik pada komposer, konduktor, dan musisi terkenal.
b.Kecerdasan spasial dan visual: kemampuan pada arsitek, pematung, pelukis, navigator, dan pilot.
c.Kecerdasan kinestetik (Fisik): berkembang pada atlet, penari, pesenam, dan mungkin para ahli bedah.
d.Kecerdasan interpersonal: kemampuan dengan orang lain: penjual, motivator, dan negosiator.
e.Kecerdasan Intrapersonal (Introspektif): kemampuan memiliki warisan, mengetahui jati diri, jenis kemampuan yang melahirkan intuisi yang luar biasa.

4. Kedua sisi otak anda
Lihatlah hasil scan elektronik otak anda akan melihat bagian-bagiannya memproses tipe-tipe informasi yang berbeda. Kita menyerap informasi melalui kelima indera utama: lihat, sentuh, dengar, baui, dan cicipi.
Otak kiri memainkan peranan dalam memproses logika, kata-kata, matematika, dan urutan yang disebut pelajaran akademis.
Otak kanan berurusan dengan irama, rima, musik, gambar, dan imajinasi yang disebut dengan aktivitas kreatif.
Kedua sisi otak dihubungkan melalui corpus callosum, system saklar yang sangat rumit dengan 300 juta neuron aktifnya. Ia secara konstan menyeimbangkan pesan-pesan yang datang, dan menggabungkan gambar yang abstrak dan holistic dengan pesan yang konkrit dan logis.

5. Cara otak anda menyimpan informasi
Otak anda mengklasifikasikan informasi dalam berbagai file penyimpanan seperti sebuah perpustakaan, indeks buku, atau buku rujukan. Otak menyimpan informasi dengan menggunakan asosiasi. Otak setiap orang memiliki sebuah korteks asosiasi. Ia dapat menghubungkan sesuatu yang mirip, dari berbagai bank memori.
Belajar menyimpan memori dalam pola-pola dan dengan asosiasi yang kuat adalah langkah pertama menuju pengembangan kemampuan otak yang belum dimanfaatkan. Salah satu kunci untuk memperbaiki daya ingat anda: mengaosiasikannya dengan sebuah citra yang kuat dan menggunakan satu atau lebih kemampuan otak anda.

6. Empat panjang gelombang otak yang berbeda-beda
Belajar menggunakan pikiran bawah sadar anda: Pertama, hubungkan diri anda dengan sebuah scanner elektronik dan anda akan melihat bahwa bagian-bagian otak anad dapat mengirim dan menerima informasi dalam beberapa frekuensi yang berbeda. Kedua, Scanlah otak anda ketika anda sedang terjaga, ia akan memancarkan beberapa siklus per detik. Ketiga, Scanlah ketika anda setengah tidur dan ia akan memancarkan frekuensi yang berbeda. Terakhir, scanlah ketika anda benar-benar tertidur.
Banyak peneliti yang kini yakin bahwa kita dapat menyerap informasi jauh lebih cepat dan efektif ketika otak kita berada dalam keadaan “waspada yang relaks”. Itulah sebabnya setiap sesi belajar yang berhasil selalu dimulai dengan relaksasi: membersihkan pikiran anada sehingga bawah sadar anda dapet menerima pesan yang tidak kacau dan menyimpannya dalam file yang benar.

7. Otak anda membutuhkan oksigen dan gizi
Seperti mesin-mesin kompleks yang lain, otak anda membutuhkan energi. Jika makanan anda berenergi rendah, ia tidak dapat bekerja dengan baik. Berilah ia makanan berenergi tinggi, hingga komputer pribadi anda dapat bekerja mulus dan efisien. Otak membutuhkan banyak glukosa. Inilah sebabnya buah segar dan sayuran sangat penting karena mereka kaya akan glukosa.
Dan sumber listrik otak itu adalah makanan yang baik dikombinasikan dengan okigen. Tentu saja, anda mendapat oksigen melalui pernapasan. Inilah sebabnya bernapas dalam-dalam sangat disarankan sebelum dan selama belajar: untuk mengoksidasi darah anda. Dan itulah sebabnya olahraga tidak hanya baik untuk tubuh anda, tetapi juga baik untuk otak anda. Ia memperkaya darah anda dengan oksigen.
Otak juga memerlukan pasokan gizi lain secara terus-menerus. Di antara yang utama adalahn natrium dan kalium. Setiap 100 miliar neuron anda memiliki satu juta mekanisme penyerap natrium. Dan itu sangat penting untuk mentransmisikan seluruh pesan otak. Natrium dan kalium memasoknya dengan energi. Seperti glukosa, kalium biasanya terdapat pada buah dan sayuran. Dan natrium terdapat hamper dalam setiap bahan makanan.
Kurangnya pemasukan kalium akan berakibat mengurangi aliran arus listrik di dalam otak anda, mengurangi jumlah informasi yang dapat diterima otak. Kurangnya pemasukan kalium secara drastis akan menimbulkan risiko terjadinya anoreksia, mual, muntah, mengantuk, dan pingsan. Semuanya dapat menjadi gejala bahwa mekanisme penyerapan otak anda tidak berfungsi.

8. Beberapa kiat sederhana tentang makanan otak
Cara agar otak anda bekerja efesien dalam belajar dan bekerja:
a.Sarapan setiap pagi, lebih baik dengan mengkonsumsi buah-buahan segar,
b.Makan sianglah dengan baik, disarankan untuk mengkonsumsi salad sayuran yang segar,
c.Jadikan ikan, kacang, dan sayuran sebagai sumber “lemak nabati” utama dalam diet anda,
d.Berolahragalah secara teratur untuk mengoksidasi darah,
e.Bersihkan diri dari racun dengan minum banyak air putih.

9. Kecerdasan enosionalh anda juga vital
Pikiran positif dan negatif data juga menyebabkan perubahan besar dalam cara otak memproses, menyimpan, dan mengambil informasi: emosi mengubah kemampuan belajar anda. Jika secara emosional anda sedang “bersemangat”, otak anda akan melepaskan endorfin bahkan kimia yang mirip morfin. Ini akan memicu aliran asetilkolin, neurotransmitter vital yang meminta memori baru untuk ditanam di berbagai bagian otak.

10. Kesatuan tubuh dan pikiran
Memori yang begitu penting dalam belajar disimpan dalam seluruh bagian tubuh. Dan darimana pun informasi baru memasuki tubuh entah melalui penglihatan, pendengaran, pengecapan, persentuhan, atau pembauan jejak memori tidak hanya disimpan di dalam otak, tetapi juga di dalam tubuh. Pikiran dan tubuh bekerja sebagai pikiran untuk menapis, menyimpan, belajar, dan mengingat.

18 langkah awal untuk belajar apa saja dengan lebih cepat, lebih baik, dan lebih mudah
18 tip langkah untuk belajar lebih cepat, lebih baik, dan lebih mudah:
1. Ambilah pelajaran dari olahraga
Olahraga mungkin menyunguhkan model pembelajaran yang lebih baik daripada sekolah kebanyakan. Ada sedikitnya 8 pelajaran yang dapat anda ambil:
a.Semua olahragawan berprsetasi punya mimpi.
Mereka memimpikan hal-hal yang tampaknya mustahil, dan berhasil mewujudkannya.
b.Semuanya memiliki tujuan yang spesifik.
Tujuan itu mereka jabarkan menjadi langkah-langkah sederhana yang mudah dilakukan. Mimpi yang terus-menerus mendorong mereka menciptakan keberhasilan demi keberhasilan. Yang harus terus berjuang hingga mencapai tujuan utama dan merayakan setiap keberhasilan yang telah di capai.
c.Setiap olahragaan berprestasi menggabungkan kekuatan, pikiran, tubuh, dan tindakan.
Tujuan hanya dapat diraih dengan memasukan sikap mental yang benar, kebugaran, pengaturan makanan, dan keterampilan fisik.
d.Mereka memiliki visi.
Mereka belajar memvisualisasikan tujuan mereka. Sebelum hal itu benar-benar terjadi mereka melihat prestasi mereka. Membayangkan bermain dalam pertandingan sepakbola adalah seperti melihat mereka di dalam pikiran.
e.Mereka semua memiliki gairah.
Mereka memiliki kehendak dan gairah yang kuat untuk berhasil.
f.Masing-masing memiliki pelatih, mentor, atau pembina.
Kita dapat belajar lebih banyak tentang keberhasilan sistem palatihan di perguruan tinggi daripada di kebanyakan sekolah. Kalau masih ragu, lihatlah betapa banyak atlet Olimpiade, atlet bola basket, dan bintang sepak bola yang muncul dari perguruan tinggi tempat para pelatihnya bertindak sebagai mentor, teman, dan sekaligus pembina.
g.Setiap olahragawan berpresatasi memiliki sikap positif terhadap kesalahan.
Tidak ada pelatih yang menilai kesalahan sebagai kegagalan. Semua itu hanya bagian yang sangat penting dari proses belajar.
h.Semua meraih prestasi dengan tindakan.
Olahraga adalah kegiatan nyata. Tidak akan menjadi sehat dengan membaca buku saja walaupun itu dapat membantu anda secara teori. Anda tidak dapat melatih otot dengan menonton televisi. Anda tidak dapat melakukan lompat jauh lebih dari meter di ruang kelas. Senua prestasi olahraga dicapai dengan aksi.

2. Beranilah bermimpi dan bayangkanlah masa depan anda
Hampir setiap prestasi besar di dunia dimulai dari sebuah visi. Jadi terimalah tantangan besar: beranilah membayangkan apa yang ingin anda raih.

3. Tentukan tujuan spesifik dan tetapkan tenggat waktu
Kita akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila punya tujuan tertentu. Jika sudah anda lakukan, bagi-bagilah tujuan itu menjadi langkah-langkah kecil yang mudah dilakukan. Lalu tentukan tenggat waktu yang realistis untuk setiap langkah, sehingga anda dapat memprediksikan keberhasilan anda sejak awal.

4. Dapatkan pemandu yang antusias segera
Apapun yang ingin dipelajari, sesungguhnya banyak orang lain yang telah mempelajarinya. Begitu menetapkan tujuan, temukan orang penuh gairah yang bisa dimintai nasihat. Jika anda bertukar keterampilan dengannya itu jauh lebih baik. Prinsip yang sama berlaku jika anda ingin mempelajari teknologi baru


5. Mulailah dengan gambaran menyeluruh
Belajarlah dari penjual puzzle. Jika anda menyusun 10.000 bagian dari puzzle besar satu demi satu, anda butuh beberapa tahun untuk menyelesaikannya. Namun, kalau anda melihat gambaran keseluruhannya di kemasannya, anda akan tahu apa yang sedang anda bangun. Lalu, sangatlah mudah menempatkan setiap bagian di posisinya masing-masing.
Jika anda ingin mengunjungi suatu kota, carilah brosur wisata yang berwarna, yang akan menunjukkan hal-hal penting. Atau pergilah ke perpustakaan umum, carilah ensiklopedia dan buatlah salinannya. Nah, setelah anda mendapatkan gambaran besarnya, carilah detailnya. Anda akan tahu posisi detail tersebut dai gambaran besarnya.

6. Tanya!
Jangan ragu-ragu bertanya. Jangan pernah takut bertanya kepada pakar terbaik yang dapat anda temui meskipun anda belum pernah bertemu sebelumnya. Singkatnya, jadikan bertanya sebagai kebiasaan anda, hal paling remeh yang dapat anda pelajari dari jurnalisme.

7. Carilah prinsip utama
Dalam fotografi terdapat dua prinsip:
Pertama, bagi orang amatir: jangan pernah memotret dari jarak lebih dari 4 kaki (sekitar 1,2 meter) dari sasaran
Kedua: usahakan memotret tenpa lampu blitz, dengan kamera semiotomatis.

Dalam akuntansi biaya terdapat dua prinsip:
Pertama: tidak ada biaya yang benar-benar akurat, kecuali bisnis anda berjalan 24 jam sehari, 365 hari setahun, dengan peralatan otomatis dan pasar terjamin untuk seluruh produk anda.
Kedua: temukan titik impas, dibawah titik impas itu anda rugi jika diatasnya anda untung.
Dalam perbincangan radio, prinsip utamanya yaitu jika penyiar hanya meminta opini dari pendengar, tak peduli besar kecilnya kota ia akan mendapatkan 30 penelepon yang tidak mengetahui topik yang sedang dibicarakan.
Dalam pendidikan, prinsip utamanya yaitu orang dapat belajar paling baik dalam bidang yang sangat mereka minati, mereka dapat belajar dengan seluruh indra mereka dengan cepat.
Dalam wawancara jurnalistik, prinsip utamanya yaitu tanyakan apa dan mengapa.

8. Temukan 3 buku terbaik yang ditulis oleh praktisi handal.
Jangan mulai dari buku teks akdemik dalam bidang minat anda, temukan 3 buku terbaik yang ditulis oleh praktisi handal. Dalam bidang anda sendiri, mintalah ahlinya untuk menyarankan buku petunjuk bagi pemula.



9. Pelajaran lagi cara membaca lebih cepat, lebih baik, dan lebih mudah
Mengejutkan: hanya sedikit orang yang tahu cara membaca yang baik. Dan kami tidak sedang membicarakan teknik membaca ribuan kata per menit. Rahasianya adalah memecahkan kode buku itu, untuk menemukan rumus tiap penerbit. Prinsip yang sama berlaku dalam membaca teks bukan fiksi. Pertama tanyakanlah diri anda: mengapa saya membaca ini? Apa yang ingin saya temukan? Informasi baru apa yang ingin saya pelajari? Lalu, temukan rumus buku itu.
Jadi belajarlah membaca cepat untuk mencari poin-poin yang anda inginkan. Mulailah dengan memegang buku ini dengan satu tangan, cukup jauh dari mata anda untuk seluruh halaman biasanya skitar 50 cm. dnagn tangan yang lain gunakan telunjuk atau pulpen. Laihan menggerakkan telunjuk atau pulpen anda itu ke bawah dengan cepat di bagian tengah halaman, dan mata anda melihat tepat di atasnya, dan mengikuti ke bawah.

10. Perkuat dengan suara dan gambar
Karena telah membaca sejauh ini, anda tentu seorang pelajar yang berorientasi pada tulisan dan bersifat linguistik. Namun, anda juga dapat belajar lebih baik bila memperkuat pesan tersebut dengan gambar dan suara. Jai, periksalah apakah ada video atau audio tentang materi yang sedang anda pelajari.

11. Belajar melalui praktik
Kami sangat menekan perlunya melibatkan seluruh indra anda. Namun, sebagai pelajar mandiri, keitka anda memeriksa kursus pengantar atau tinkat mahir pastikan bahwa mereka memberika pengalaman praktis.Pendidikan biasanya tidak efektif jika memisahkan teori dari praktik. Jadi usahakan belajar melalui lebih dari satu indra. Jiak anda mempelajari, cobalah mencamkan informasi tersebut melalui indra yang lain.

12. Gambarlah peta pikiran sebagai ganti catatan linier
Oleh karna itu jangan lah mencatat, buatlah peta pikiran. Buatlah dalam bentu pohon, dengan gambar, warna, symbol, pola dan asosiasi.
Point utamanya.
1. bayangkan sel-sel otak anda seperti pohon.
2. Cobalah kembali poin-poin kunci, dari topic mana pun, diatas selembar putih dengan format pohon yang sama.
3. Mulailah dengan gagasan inti = biasanya dengan satu symbol di tengah halaman, lalu gambarlah cabang-cabangnya menyebar di sekelilingnya.
4. catat hanya satu kata atau symbol untuk setiap poin yang ingin anda ingat, satu tema utama untuk setiap cabang.
5. Letakan poin-poin yang berhubungan pada cabang utama yang sama.
6. Gunakan pensil atau spidol berwarna untuk topic-topik yang berhubungan.
7. Lukislah sebanyak mungkin gambaar atau simbol.
8. Ketika anda melengkapi setiap cabang, lingkari dengan garis batas berwarna.
9. kembangkan terus setiap peta secara teratur.

13. Cara mudah mengeluarkan apa yang telah anda pelajari
Karna otak menyimpan informasi berupa pola dan asosiasi, dan peta pikiran mencatat dengan cara yang sama, kita lebih baik menggunakan metode yang sama untuk mengingat dengan mudah.anda mmiliki memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Dan itu menguntungkan. Metode lain adalah dengan menggukan seluruh pusat intelegensi anda, termasuk melibatkan rima, irama, repetisi, dan musik. Anda tidak perlu menghabiskan berjam-jam untuk.menghafal tertentu sangat membosankan. Setelah anda selesai membaca buku ini, tandai frase kunci dan subjudul, serta buatlah peta pikiran dari poin-poin utama. Kami sarankan anda melakukan dua hal segera setelah anda selesai membacanya:
1. Baca sekilaas poin-poin kunci yang telah anda tandai.
2. Lakukan lagi pemetaan pikiran, ini membantu anda menghubungkan gagasan-gagasan utama: dengan pola dan asosiasi. Biasanya, jika anda baru mengenal pemetaan pemikiran, anda sulit mencantumkan poin kunci hanya dalam satu kata.
14. Pelajari cara mencapai kondisi waspada yang relaks ( relaxed alertness )
Kunci utanma pembelajaran efektifdapat diringkas dalam dua kata : kewaspadaan (yang) relaks, keadaan pikiran terutama ketika anda memulai sesi pembelajaran apa saja.
Otak and bekerja sangat mirip dengan stasiun radio atau televisi pada empat panjang gelombang atau empat frekuensi utama.
Ketika anda sepenuhnya sadar dan waspada saat tertentu, atau jika anda sedang bicara, berpidato, dan menyelesaikan masalah dengan logika otak anda “mengirimkan” dan “menerima” pesan dengan frekuensi 13 sampai 25 siklus perdetik. Beberapa kalangan menyebutkan kondisi beta. Gelombang otak berhubungan paling baik dengan pikiran bawah sadar adalah 8 sampai 12 siklus per detik: alfa. Ketika anda benar-benar tertidur, otak anda beroperasi antara 0,5 dan 3 siklus per detik : delta. Dalam kondisi alfa dan betelah keadaan supermemori, bersama dengan menguatnya konsentrasi dan kreativitas, dapat diraih.

15. Lakukan,lakukan dan lakukan
Jika anda mempelajari bahasa Prancis, ucapkanlah. Jika anda belajar tentang computer, praktiklah. Jika anda mengikuti kursus memasak ala Asia, masakaan hidangan Asia untuk teman-teman anda. Jika anda ingin jadi bartendetr, campurlah berbagai minuman, Ingat pepatah olahraga: tidak ada kesalahan, yang ada hanya latihan.

16. Tinjau ulang dan renungkan
Dalam mempelajari keterampilan fisik mental seprti mengetik dan memasak, anda melatihnya dengan tindakan. Akan tetapi dalam mempelajari jenis pengetahuan lain, anda harus meninjau ulang secara teratur, Lihat lagi Peta Pikiran anda dan tinjau ulang poin-poin penting segera setelah anda menyelesaikannya. Lalu tinjau ulang dan lain yang berhubungan sebelum mucul kebutuhan spesifik terhadapnya: ketika ujian, perjalanan jarak jauh, pidato, atau apapun.

17. Gunakan alat Bantu sebagai contolan memori.
Karena memori bekerja paling baik dengan menggunakan asosiasi, kembangkan “contolan memori” Anda. Asosikan pengetahuan yang baru saja anda peroleh dengan sesuatu yang sudah anda ketahui.
Asosiasi gerakkan fisik
Misalnya belajar menghitung dalam bahsa jepang dengan mengaruk garuk lutut anda.
Asosiasi visual
Misalnya memvisualisasikan pemandangan untuk mengingat nama, menempa emas di pandai besi (blacksmith) untuk mengingat Tuan Goldsmith, gambar buaya di bawah lengkungan McDonald’s untuk mengingat penemunya, Ray Krok
Asosiasi dengan kisah visual
Menggambarkan rangkaian peristiwa untuk diingat, misalnya: planet-planet dalam posisinya terhadap bumi.
Asosiasi dengan inisial
Seperti orang penjualan mengingat kunci periklanan dengan inisial AIDA: attract Attention, arouse, Interest, create Desire, urge Action.
Asosiasi dengn ritme dan visualisasi
Misalnya untuk menghafal nomor, anda dapat menghubungkan kata bergambar dengan nomor yang akan di hafal: one/sun, two/shoe, three/tree, dan seterusnya.
Aneh, lucu, dan emosial karma “filter” otak yang meneruskan informasi ke momiri jangka panjang berhubungan erat dengan pusat emosi. Dan hubungkan asosiasi anda sebanyak mungkin indra: penglihatan, pedengaran, pembau, perasa,dan pengecap.

18. Nikmatilah berbagai permainan
Hampir semua pendidikan prgoresif saat ini menekankan perlunya menghadirkan kembali proses awal belejar yang menyenagkan. Bahkan, humor itu sendiri adalah cara yang sangat baik untuk belajar. Jadi, coba kaitkan humor dengan belajar. Buatlah permainan untuk memperkuat poin-poin kunci dengan orang-orang yang mempelajari hal yang sama bahkan kuis semacam Tak Tik Boom dapat menjadi alat Bantu yang baik.









JUDUL BUKU : REVOLUSI CARA BELAJAR
NAMA PENUSLIS : Gardon Dryden dan dr.jeannette vos
CETAKAN : 1, November 2000
2, Maret 2003
7, Oktober 2003

Selasa, 26 Mei 2009

Pendidikan Khusus 3.5

Indonesia Harus Punya Pendidikan Teknik Mumpuni

Pembangunan bangsa ini tak bisa bergerak cepat tanpa disertai pendidikan teknik yang baik. Karena itu, Indonesia harus mendirikan banyak perguruan tinggi khusus teknik untuk menopang pembangunan itu.
Wakil Presiden Jusuf Kalla melihat setidaknya Indonesia mesti mempunyai empat perguruan tinggi khusus teknik atau institut yang tersebar di beberapa pulau. Dua perguruan tinggi yang sudah ada di Pulau Jawa, yaitu ITB dan ITS. Dan dua lagi yang ingin dibangun di Sumatera dan Sulawesi Selatan. ''Biar kita bangun kampusnya besar-besaran,'' ujarnya saat meresmikan pencanangan pembangunan kampus Fakultas Teknik Gowa, Universitas Hasanuddin, di Gowa, Sulsel, Sabtu (2/5).
Kampus teknik Gowa ini direncanakan bakal menjadi pusat pendidikan teknik untuk kawasan Indonesia Timur. Kampus di areal seluas 38 hektar ini akan dibangun dengan memakan biaya sekitar Rp 1,1 triliun dan selesai pada 2010. Biaya pembangunannya bersumber dari bantuan JICA Jepang, pemerintah pusat, dan daerah.
Wapres sudah meminta Departmen Pendidikan Nasional untuk segera menentukan kampus teknik yang akan dibangun di Sumatera. Namun sampai sekarang, lokasi kampus itu belum juga ditentukan. ''Karena di sini (Gowa) yang paling siap, ya kita bangun,'' sergahnya.
Menurut Wapres, anggaran pembangunan yang sangat besar untuk mendirikan perguruan tinggi khusus teknik ini, tak menjadi masalah bagi pemerintah. Anggaran Diknas yang terus naik setiap tahunnya dikatannya cukup untuk menutupinya. ''Saya minta untuk segera bikin juga di Sumatera agar ada pemerataan teknologi di Indonesia,'' serunya.
Tak hanya pembangunan gedung kampusnya, Wapres mengingatkan sumber daya pengajarnya pun harus ditingkatkan. Karena itu, ia sangat mendukung program beasiswa bagi staf pengajar teknik ke luar negeri untuk mendapatkan gelar master dan doktor. Ia pun mendukung pihak kampus bila ingin bekerja sama dengan perguruan teknik ternama dunia.
Khusus untuk kampus Fakultas Teknik Gowa, Wapres meminta agar gedungnya dibangun dengan menerapkan disain modern. Ia ingin spirit berpikir jauh ke depan bisa dipancarkan dari fakulltas yang dibangun dengan mengambil model postmodern ini. ''Saya selalu minta begitu agar kita berpikir jauh ke depan, tidak hanya kebanggaan ke belakang,'' jelasnya.
Wapres melakukan kunjungan kerja ke Gowa dengan didampingi istri, Mufidah Jusuf Kalla. Tampak ikut lokasi acara Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dan segenap muspida Sulsel dan Kabupaten Gowa.
Selesai mencanangkan pembangunan fakultas teknik itu, Wapres langsung meninjau lokasi kampus 2, Universitas Islam Negeri Alauddin yang juga terletak di Gowa. Rombongan sempat mendapatkan penjelasan dari rektor UIN mengenai perkembangan pembangunan gedung kampus baru itu.

Pendidikan Khusus 3.4

Perlu Dikembangkan Sekolah Inklusif di Indonesia

pendidikan sekolah berbasis inklusi di Indonesia perlu terus dikembangkan, sebab masih banyak anggapan warga bahwa anak berkebutuhan khusus (cacat) belum mendapatkan hak-haknya seperti anak normal.
"Kami berharap pengembangan sekolah yang berbasis inklusi agar terus ditingkatkan guna menyadarkan masyarakat dalam mewujudkan hak-hak anak berkebutuhan khusus tersebut," kata Wakil Direktur Program Heller Keller Internasional (HKI) Ari Margiono di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Ahad.
Di sela acara "Inclusive Education Fun Day" di SD Negeri No.02 Lebak Bulus itu, ia mengatakan anak berkebutuhan khusus tersebut pada sekolah yang berbasis inklusif mereka akan mendapat perlakukan yang sama.
"Sekolah yang berbasis pendidikan inklusi itu ada kekhususan, antara lain infrastruktur sekolah termasuk guru pendidik khusus (GPK)," katanya.
Dia berharap, ke depan pemerintah harus meningkatkan sekolah berbasis inklusif di seluruh wilayah Indonesia. Karena dengan dibangunnya sekolah itu akan dapat mengurangi kesenjangan anak berkebutuhan khusus dengan anak normal.
"Sekolah berbasis inklusif telah dibangun di sejumlah wilayah di Indonesia antara lain di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Tengah, Aceh dan Sulawesi Tengah," ucapnya.
Menurut Ari, dari jumlah sekolah tersebut telah mampu menampung siswa sekitar seribu lebih. Namun yang paling banyak baru di wilayah DKI Jakarta.
Dewi Yull seorang penyanyi dan artis sinetron pada acara itu mengatakan sangat apresiatif dan mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif.
"Saya sangat mendukung pendidikan tersebut, dengan harapan ke depannya anak-anak cacat fisik tidak diperlakukan berbeda di tengah masyarakat," katanya.

Pendidikan Khusus 3.3

Pendidikan Rakyat di Era Usmani

kejayaannya, Kekhalifahan Usmani Turki sempat menjadi negara adikuasa yang disegani di seantero dunia. Berbagai prestasi gemilang yang berhasil ditorehkan kerajaan yang didirikan Padishah Alu Usman pada 1300 M itu tak lepas dari keberhasilannya dalam pembangunan institusi pendidikan. Dinasti Ottoman yang berpusat di Turki itu begitu peduli dengan dunia pendidikan. Di era Usmani, pendidikan sudah dimulai ketika anak-anak Turki menginjak usia lima tahun. Setiap anak mengenyam pendidikan dan pengajaran dasarnya di sekolah yang disebut sibyan mektepleri atau sekolah dasar. Sekolah dasar itu merupakan kelanjutan dari sekolah yang dikenal dalam Islam sebagai kuttab.
Pada periode klasik, sekolah dasar atau sibyan mektepleri umumnya didirikan oleh para elite seperti pejabat atau sultan. Sekolah dasar pada masa itu dibangun dalam kompleks masjid. Kehadiran sekolah itu pun akhirnya menyebar ke hampir berbagai penjuru desa, lantaran pembangunannya tak membutuhkan dana yang terlalu besar. Anak laki-laki dan perempuan ditempatkan dalam ruangan kelas yang berbeda. Setiap anak Muslim memiliki hak untuk bersekolah. pada masa itu, tak ada prosedur pendaftaran di sekolah dasar. Sekolah dikelola dan dijalankan melalui lembaga wakaf. Guru yang boleh mengajar di sekolah dasar adalah lulusan mereka yang telah lulus madrasah.
Pada awalnya sekolah dasar mengajarkan anak-anak mengenai dasar-dasar ilmu keislaman. Membaca Alquran, menghafal surat-surat Alquran tertentu, dasar aritmatika, serta puisi Arab dan Persia. Tak jelas apakah pada periode klasik sudah ada kurikulum resmi atau belum. Yang jelas, sistem pendidikan dasar di era Usmani mulai berubah ketika Sultan Mahmud II berkuasa.Sultan Mahmud mengeluarkan maklumat tentang pendidikan dasar.
Sejak itu di sekolah dasar juga mula diperkenalkan seluk beluk kemiliteran. Sultan mewajibkan orangtua untuk menyekolahkan anaknya, ketimbang bekerja. Anak-anak diharuskan sekolah paling tidak sampai mereka mengalami masa pubertas. Maklumat itu berlaku di Istanbul dan memuat sanksi bagi yang mengabaikannya. Reformasi pendidikan sekolah dasar kembali dilakukan Sultan Mahmud II. Perubahan itu antara lain; mewajibkan kehadiran siswa di kelas, dibuatnya sitem kelas, membuka sekolah asrama bagi anak-anak yatim, dan mengawasi kualitas guru. Administrasi sekolah pun mulai dikelola oleh Shaykh al-Islam.
Pada 1845, Imperium Usmani memasuki periode Tanzimat atau reorganisasi kerajaan. Pendidikan dasar pun ikut mengalami perubahan. Sekolah-sekolah didata dan ditata ulang. Pemerintahan Usmani menegaskan tak boleh sembarang orang menjadi guru. Mereka yang berhak untuk mengajar di sekolah adalah guru yang mengantongi surat izin. Sejak saat itu mulai diterapkan sistem tingkatan kelas dan ujian bagi para siswa. Bidang pendidikan mendapat perhatian yang makin besar seiring dengan dibentuknya kementerian sekolah umum. Kementerian itu bertugas untuk menerapkan berbagai kebijakan di sekolah dan mengawasinya. Jenjang pendidikan dasar dibatasi sampai empat tahun dan setelah itu bisa melanjutkan ke sekolah lanjutan.
Penguasa Usmani mewajibkan rakyatnya untuk sekolah. Pendidikan dinasionalisasikan. Papan tulis, pensil, dan kotak pensil mulai digunakan dan kehadiran di sekolah diwajibkan. Pada 1857, Kerajaan Usmani membentuk kementerian pendidikan. Akibatnya, reformasi di bidang pendidikan dasar pun kembali digulirkan. Pendidikan dasar digratiskan dan gaji guru dibayar oleh negara.
Pada 1864, Usmani Turki membentuk Komisi Sekolah Dasar Muslim. Kurikulum mulai disusun lebih baik. Di sekolah dasar mulai diajarkan beberapa pelajaran tambahan seperti; seni menulis indah, kewarganegaraan, geografi, dan aritmatika. Di setiap lingkungan atau desa paling sedikit diharuskan berdiri satu sekolah dasar. Bila dalam satu desa ada dua sekolah, maka satu sekolah digunakan untuk sekolah bagi anak laki-laki dan sekolah yang lain digunakan untuk anak perempuan. Anak laki-laki diwajibkan sekolah dasar mulai usia enam hingga 10 tahun. Sedang anak perempuan diharuskan mengenyam pendidikan dasar mulai umur tujuh tahun hingga 11 tahun.
Sekolah dasar di era Usmani tak memungut biaya dari orangtua siswa. Sumber dana untuk operasional sekolah dasar itu berasal dari wakaf, pajak lokal, zakat fitrah pada akhir Ramadhan, zakat, serta uang hasil penjualan kulit hewan kurban. Pada 1869, pendidikan dasar kembali mengalami perubahan. Berdasarkan aturan itu, sekolah dasar ditata ulang dan berubah menjadi ibtidaiyah mulai 1870. Aturan itu tak hanya berlaku di Istanbul saja, namun juga di seluruh wilayah kekuasaan Kerajaan Usmani. Buku-buku baru untuk ibtidaiyah pun mulai disusun dan dipersiapkan. Buku-buku ibtidaiyah itu memang berbeda baik secara isi maupun format. Pada era kekuasaan Sultan Abdulhamid II, pendidikan dasar mulai mendapat tempat dalam konstitusi negara tahun 1876.
Undang-undang Dasar Kerajaan Usmani itu mewajibkan seluruh remaja di wilayah kekuasaannya untuk menamatkan pendidikan dasar. Di era pemerintahan Sultan Abdulhamid II, sekolah dasar telah berkembang begitu pesat. Di kota Istanbul saja, telah berdiri tak kurang dari 355 sekolah dasar negeri dan tujuh sekolah dasar swasta.Sekolah dasar juga berkembang pesat di kota-kota di kawasan Anatolia. Di Aydin terdapat tak kurang dari 1.379 sekolah, terdiri dari 669 sekolah untuk anak laki-laki, 92 sekolah dasar khusus puteri dan 669 sekolah lainnya campuran antara laki-laki dan perempuan. Di Kastamonu yang juga wilayah kekuasaan Usmani terdapat 855 sekolah dasar. Selain itu, di Bursa juga terdapat 56 sejolah negeri dan 1.406 sekolah swasta.
Sedangkan, di Canakkale terdapat 400 sekolah dasar. Sementara itu, di kota Ankara, Diyarbakir, Konya, Sivas dan Izmit terdapat lebih dari 200 sekolah dasar dan di Erzurum terdapat lebih dari 100 sekolah dasar. Sekolah dasar pun berkembang di Kosovo dan Manastir yang merupakan dua wilayah kekuasaan Kerajaan Usmani di Balkan. Di kedua wilayah itu terdapat 500 sekolah.Selama dalam kekuasaan Usmani, di wilayah Yerusalem pun terdapat 300 sekolah dasar. Selain itu ada 200 sekolah di Beirut dan lebih dari 100 di Aleppo.
Perguruan Tinggi di Masa Kejayaan/br> Tak hanya sekolah dasar yang tumbuh pesat di era keemasan Kerajaan Usmani. Sekolah yang levelnya lebih tinggi, seperti madrasah atau perguruan tinggi juga bermunculan. Dari madrasah itulah lahir sarjana-sarjana handal yang menguasai sains dan peradaban. Itulah salah satu modal yang membuat Imperium Turki menjadi negara yang kuat, pada masanya. Kekuatan pemerintahan Usmani yang mampu menciptakan stabilitas politik dan ekonomi juga turut menopang perkembangan madrasah. Sistem pendidikan madrasah yang diterapkan pemerintahan Usmani sedikit-banyak turut mengadopsi warisan dari Dinasti Seljuk Turki. Bagi Kerajaan Usmani, pendidikan merupakan bidang yang terbilang amat penting.
Tak heran jika di setiap wilayah yang ditaklukannya, pemerintahan Usmani selalu membangun madrasah di sekitar masjid. Ini merupakan bagian dari kebijakan penaklukan yang dilakukan Imperium Usmani. Bagi Turki Usmani, agama, ilmu pengetahuan, dan pendidikan merupakan tiga hal yang penting. Melalui pendidikan, pemerintahan Ottoman itu akan memiliki pegawai yang terdidik dan berkualitas.
Madrasah pertama yang dibangun pemerintahan Usmani berada di Iznik (Nicea). Adalah Orhan Gazi - penguasa Dinasti Usmani -- yang kali pertama membangun madrasah itu. Dia membangun madrasah itu, tak lama setelah menaklukan kota itu pada 1330-1331 M. Untuk mengelola dan membiayai operasional madrasah itu, Orhan membentuk lembaga wakaf. Orhan juga ikut menjadi pengajar bersama wakilnya mevlana Davud Al-Kaysery yang telah menamatkan pendidikannya di Mesir.
Sejumlah ilmuwan terkemuka pada waktu itu, seperti Davud Al-Kayser dan penggantinya Taceddin Al-Kurdi, serta Alaedin Esved juga turut mengajar di madrasah itu. Antara abad ke-14 hingga 16, tak kurang dari 115 ilmuwan telah lahir dari madrasah yang berada di Anatolia dan negara Islam lainnya. Sejak saat itulah, setiap penguasa Usmani mendirikan madrasah.
Sultan Murad II di Edirne mendirikan Dar Al-Hadits Madrasah. Karamanoglu Ali Bey pada 1415 mendirikan Akmadrasa di Nigde. Sultan Muhammad II juga mendirikan Sahn-i Saman madrasa. Di Bursa Lala Sahin Pasha Madrasa yang didirikan pada 1348, tak sembarang guru bisa mengajar. Hanya guru yang berilmu dan berwawasan luas yang boleh mengajar. Pada era kejayaannya. Madrasah yang didirikan tak hanya mencetak ulama. Namun, juga ilmuwan yang menguasai filsafat, matematika, astronomi, ilmu alam, geografi, serta kedokteran.
Mulai dari abad ke-14 hingga Sultan Muhammad berkuasa, Imperium Usmani memiliki sekitar 42 madrasah yang tersebar di Bursa 25 madrasah, 13 madrasah di Edirne, dan empat madrasah di Iznik. Dalam waktu yang singkat, jumlah perguruan tinggi yang dimiliki Kerajaan Usmani terus bertambah banyak. Beberapa tahun kemudian, jumlahnya bertambah menjadi 82 madrasah. Itu berarti setiap dua tahun, berdiri dua perguruan tinggi atau madrasah. Setiap madrasah dirangking berdasarkan statusnya.Sayangnya, perkembangan dan kemajuan yang dicapai madrasah- madrasah di era Usmani itu mulai menurun pada abad ke-17 M. banyak pemikir Turki memperkirakan kemunduran itu terjadi akibat terlalu banyaknya jumlah mahasiswa yang belajar dan turunnya kualitas tenaga pengajarnya. Pendidikan Kedokteran Zaman Usmani
Imperium Usmani memiliki konsep dan metode khusus dalam mendidik tenaga medis. Selain sudah memiliki tabib -- yang dikenal sebagai spesialis penyakit dalam pada era itu pemerintahan Usmani juga sudah memiliki dokter spesialis bedah, dokter spesiali orthopedi, dan lainnya. Para dokter itu dididik dengan cara yang berbeda-beda. Dokter pada masa itu menempati posisi yang amat tinggi. Para dokter itu dididik dan ditempa di sebuah madrasah dan dar al-shifa alias rumah sakit (RS). Di era itu, RS tak hanya menjadi tempat mengobati pasien, namun juga menjadi tempat bagi para calon dokter menempa diri. Di RS Kayseri, para calon dokter belajar mengenai dunia kedokteran secara teori dan praktik.
Anak muda yang ingin menjadi dokter disebut talib. Sedangkan, mahasiswa kedokteran mendapat gelar Shaqirdi tabib. Para sakird atau mahasiswa kedokteran itu ikut hadir menangani berbagai kasus secara langsung di RS. Sedangkan di madrasah mereka mempelajari seluk-beluk kedokteran secara teori.Kerajaan Usmani Turki memiliki tradisi baru dalam membangun RS, yang berbeda dengan Dinasti Seljuk. Salah satunya adalah RS Bursa - bagian dari kompleks Sultan Yildirim. Di tempat itu juga dibuka sekolah kedokteran. Di RS Bursa itu ada ruang belajar dan ruangan guru yang juga para dokter. Di Istanbul, pemerintahan Usmani membangun RS Fatih pada 1470 M yang juga sekolah kedokteran. Selain itu di Edirne juga dibangun RS dan sekolah kedokteran yang bernama RS Bayezid II pada 1484. Hingga abad ke-19 M, para dokter dididik di RS yang sekaligus menjadi sekolah kedokteran.

Pendidikan Khusus 3.2

Panitia UN di Sumut Tak Sediakan Soal dalam Huruf Braile

Panitia ujian nasional di Sumatera Utara tidak menyediakan soal dalam huruf braile. Akibatnya, pihak sekolah harus bekerja lebih panjang untuk menyiapkan soal ujian agar bisa dibaca siswa tunanetra. Proses ini sangat tergantung pada keterbatasan kertas untuk huruf braile dan mesin pembaca huruf braile."Kami memakai kertas sisa sumbangan Pemerintah Norwegia tiga tahun lalu. Untungnya masih ada. Kami juga beruntung mesin (pembaca braile) sumbangan Nowegia masih bisa dipakai, jika tidak, murid-murid ini akan mengerjakan soal dari soal yang dibacakan pengawas ruang," tutur guru Sekolah Luar Biasa Karya Murni, R Sinurat, Selasa (28/4), saat ditemui seusai ujian mata pelajaran Bahasa Inggris.Pihak sekolah, tutur Sinurat, sebelum ujian harus menyalin soal biasa ke dalam komputer yang diprogram untuk huruf braile. Selanjutnya program ini dipindah ke mesin pembaca huruf braile dan dicetak. "Untuk mencetak ini diperlukan kertas khusus. Persediaan kertas kami sedikit. Mudah-mudahan cukup sampai ujian selesai," tutur Sinurat.Dia menilai, panitia UN belum memberikan pelayanan yang sama kepada peserta ujian yang tunanetra. Di Jawa, katanya, peserta ujian tunanetra langsung mendapat soal dalam bentuk huruf braile. Berbeda dengan di Sumut, peserta harus menunggu pihak sekolah menyalin dalam huruf braile.Di SLB Karya Murni terdapat lima siswa tunanetra yang menjadi peserta UN untuk SMP sederajat. Adapun di sumut peserta UN yang tunanetra sebanyak 12 siswa dari 240.515 peserta. Selain di Medan, peserta tunanetra yang mengikuti UN terdapat di Kabupaten Deli Serdang dan Kota Binjai.

Pendidikan Khusus 3.1

Resolusi No. 03/ VII/Tap/Munas-VI/Pertuni/2004 tentang Pendidikan Khusus

Menimbang: •Bahwa pendidikan bagi para penyandang cacat seyogyanya merupakan bagian yang integral dari sistem pendidikan umum; •Bahwa mereka yang menyandang kebutuhan pendidikan khusus akibat kecacatan seyogyanya memperoleh akses ke sekolah umum yang dapat mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan khususnya; •Bahwa sekolah umum dengan orientasi inklusi tersebut merupakan alat yang paling efektif untuk memerangi sikap diskriminasi, menciptakan masyarakat yang ramah, membangun masyarakat yang inklusif dan mencapai Pendidikan untuk Semua; •Bahwa sekolah semacam ini akan memberikan pendidikan yang efektif kepada mayoritas anak dan meningkatkan efisiensi dan pada akhirnya akan menurunkan ongkos bagi seluruh sistem pendidikan; •Bahwa pengiriman anak secara permanen ke sekolah luar biasa atau kelas khusus atau bagian khusus di sebuah sekolah umum seyogyanya merupakan suatu kekecualian, yang direkomendasikan hanya pada kasus-kasus tertentu di mana terdapat bukti yang jelas bahwa pendidikan di kelas reguler tidak dapat memenuhi kebutuhan pendidikan atau sosial anak, atau bila hal tersebut diperlukan demi kesejahteraan anak yang bersangkutan atau kesejahteraan anak-anak lain di sekolah umum; Mengingat: •Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945; •Konferensi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua (1990); •Peraturan Standar tentang Persamaan Hak dan Kesempatan bagi Penyandang Cacat (Resolusi PBB No. 48/96 Tahun 1993);•Pernyataan Salamanca dan Kerangka Aksi mengenai Pendidikan Kebutuhan Khusus (Unesco, 1994); •Undang-undang RI No. 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat; •Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (khususnya Pasal 32); Maka dengan ini Musyawarah Nasional Persatuan Tunanetra Indonesia, yang diselenggarakan pada tanggal 4-8 Januari 2004, mengusulkan kepada Presiden Republik Indonesia hal-hal sebagai berikut: •Hendaknya peraturan pemerintah tentang pendidikan khusus (yang seyogyanya dikeluarkan sesuai dengan amanat Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 32 ayat 3) mengakomodasi hak penyandang cacat untuk bersekolah dalam seting inklusi di sekolah umum dengan layanan pendidikan khusus. •Dalam Peraturan Pemerintah tersebut, hendaknya pendidikan khusus tidak diartikan sebagai pendidikan di sekolah khusus (atau sekolah luar biasa), melainkan layanan pendidikan khusus yang diberikan kepada para peserta didik penyandang cacat yang diselenggarakan dalam seting segregasi di sekolah khusus maupun dalam seting inklusi di sekolah umum. •Hendaknya SLB yang ada dikembangkan fungsinya sehingga mencakup fungsi sebagai pusat sumber bagi sekolah umum yang melayani peserta didik penyandang cacat. •Hendaknya Direktorat Pendidikan Luar Biasa beserta lembaga infrastrukturnya berfungsi sebagai lembaga koordinasi sistem pendukung pendidikan kebutuhan khusus bagi peserta didik penyandang cacat di berbagai seting pendidikan termasuk di sekolah umum.

Pendidikan Layanan khusus 3.5

Anak Nelayan Terima Layanan Khusus

Muaraangke, Warta Kota

Anak-anak yang tinggal di perkampungan nelayan Muaraangke, Penjaringan, Jakarta Utara, membutuhkan perlakukan khusus. Pasalnya, anak-anak tersebut tinggal bersama orangtua yang tergolong miskin dan tidak bisa memenuhi biaya pendidikan anak-anaknya. Mereka juga tergolong sulit untuk bersekolah.
Atas pertimbangan itu, Pendidikan Layanan Khusus (PLK) Lentera Bangsa menyelenggarakan pendidikan untuk anak-anak nelayan di Blok Empang, Kampungbaru, Muaraangke. Sebanyak 180 anak usia TK hingga SMA bersekolah di sekolah khusus tersebut. Mereka tanpa berseragam sekolah bisa menikmati pendidikan layaknya di sekolah formal.
Khaerul (10), salah satunya. Siswa kelas 4 SD ini sangat senang bisa bersekolah di PLK Lentera Bangsa. Alasannya, dia bisa belajar menggunakan komputer. ”Baru bisa pakai komputer sedikit,” ucapnya saat ditemui Warta Kota di Muaraangke, Rabu (8/4).
Selain itu, Khaerul bisa menambah pengetahuan pendidikan formal, seperti matematika, bahasa Indonesia, dan IPA di sekolah tersebut. Darsidah (48), orangtua Khaerul, ingin agar anaknya bisa terus bersekolah, selama sekolah itu tidak memungut biaya. ”Kalau harus pakai biaya, duit darimana,” ucapnya.
Dikatakan Darsidah, penghasilan suaminya sebagai kuli dorong gerobak ikan tidak memadai untuk membiayai pendidikan anak-anaknya. ”Kalau ada pekerjaan, paling sehari dapat Rp 50.000,” katanya.
Bangunan sekolah di PLK Lentera Bangsa tidak seperti sekolah umumnya. Sekolah yang berdiri dua tahun terakhir itu dibangun di atas empang. Jika hujan, jalanan di sekitar sekolah becek. Akibatnya, sandal atau sepatu anak-anak pun tebal dengan tanah cokelat. Ibu-ibu yang mengantar sekolah anaknya biasanya tanpa alas kaki atau memakai sepatu boot.
”Yang penting anak bica cari ilmu,” ujar Rohani (30) yang dua anaknya duduk di bangku TK PLK Lentera Bangsa.
Bangunan sekolah dibuat dari bilah-bilah bambu, jendela dari kawat, lantai dari kayu, dan atap dari asbes. Bangunan sekolah yang luasnya sekitar 36 meter persegi itu terbagi dua ruang. Setiap ruang memiliki dua papan tulis. Guru yang siap sedia mengajar ada 6 orang, termasuk 3 mahasiswa yang mendapat beasiswa dari Lentera Bangsa.
Selain memberikan pendidikan formal, Lentera Bangsa juga memberikan pendidikan keterampilan, seperti perbengkelan dan cuci motor atau mobil. ”Kami juga akan memberikan keterampilan tata boga dan tata busana, tapi peralatannya belum ada dan sedang diusahakan,” ucap Saefudin Zuhri, Ketua PLT Lentera Bangsa.
Dia mengatakan, untuk membawa anak-anak mau bersekolah, bukan perkara mudah, walaupun sekolah gratis. Zuhri dan teman-temannya harus terus membujuk agar para orangtua menyekolahkan anak-anaknya.
Biaya operasional itu diperoleh Saefudin dari para donatur dan blockgrand dari pemerintah Rp 50 juta per tahun.
Direktur Pembinaan Sekolah Luar Biasa Depdiknas, Ekodjatmiko Sukarso, mengatakan, anak-anak di bawah usia 18 tahun yang belum sekolah atau putus sekolah dapat belajar melalui PLK. (Intan Ungaling)

Pendidikan Layanan khusus 3.4

Pendidikan Layanan Khusus untuk Daerah-daerah Bencana

Jakarta, Kompas - Model pendidikan di daerah pascabencana gempa bumi dan tsunami Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatera Utara (Sumut) hendaknya disertai kebijaksanaan dan perlakuan khusus, mengingat situasinya sangat tidak normal dibandingkan daerah-daerah lainnya. Perlakuan serupa juga harus diberikan kepada daerah-daerah yang sebelumnya dilanda gempa bumi, seperti Alor di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nabire di Papua.
Pendidikan layanan khusus bisa diwujudkan antara lain dengan membangun sekolah berasrama atau pesantren. Terhadap siswa dan mahasiswa yang kehilangan dokumen dalam melanjutkan pendidikan, seperti ijazah dan rapor, harus diberikan kemudahan administratif.
Demikian kesimpulan Rapat Kerja Komisi X DPR dengan Menteri Pendidikan Nasional di Gedung MPR/DPR Senayan, Jakarta, Kamis (13/1). Rapat yang dipimpin Ketua Komisi X DPR Heri Akhmadi tersebut secara khusus membahas langkah-langkah penanganan pascabencana alam di NAD dan Sumut, serta Papua dan NTT.
Pada kesempatan itu, Mendiknas Bambang Sudibyo antara lain didampingi Sekjen Depdiknas Baedhowi, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Indra Djati Sidi, dan Dirjen Pendidikan Tinggi Satryo Soemantri Brodjonegoro.
Wakil Ketua Komisi X DPR Anwar Arifin menegaskan, pendidikan layanan khusus di daerah bencana sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 32 Ayat (2) berbunyi: pendidikan layanan khusus diberikan kepada peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi.
Berkaitan dengan itu, Mendiknas telah menyiapkan langkah-langkah penanganan jangka pendek (1-6 bulan) dan jangka panjang (4-5 tahun). Penanganan jangka pendek bertujuan memulihkan kembali kelangsungan proses pembelajaran dalam situasi darurat. Tahapan ini mencakup pendidikan formal (persekolahan) dan non formal (luar sekolah).
Pada jalur formal, Depdiknas sedang membangun sekolah tenda dengan kapasitas 40 orang per kelas. Setiap kelas ditangani tiga orang guru. Sekolah darurat didirikan di sekitar lokasi pengungsian sehingga kegiatan belajar-mengajar sudah bisa dimulai paling lambat 26 Januari 2005.
Guru bantu
Khusus untuk wilayah NAD, Depdiknas juga segera mengisi kekurangan tenaga guru yang meninggal akibat bencana. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Indra Djati Sidi mengatakan, pada tahap awal, guru bantu yang ditugaskan di NAD tidak lain adalah para guru bantu yang baru saja dikontrak untuk daerah itu.
"Kebetulan, pada akhir 2004, di NAD telah dikontrak sekitar 3.000 guru bantu. Untuk sementara mereka itulah yang diterjunkan mengisi kekurangan guru di daerahnya," ujar Indra.
Ia menambahkan, jumlah yang dibutuhkan untuk bertugas di sekolah-sekolah darurat di sekitar kamp pengungsi sekitar 2.800 orang. Daripada gegabah mengontrak guru bantu baru, akan lebih efektif jika guru yang sudah telanjur dikontrak tadi difungsikan secara optimal.
Lagi pula, secara sosio-kultural, para guru bantu tersebut sudah paham situasi masyarakat Aceh. Peran ganda mereka sangat dibutuhkan untuk membangkitkan semangat hidup para murid dan guru agar bisa melupakan trauma bencana.
"Jika nanti ternyata masih dibutuhkan tambahan guru bantu, tentu ada perekrutan guru bantu sesuai jumlah yang dibutuhkan," ujar Indra.
Jumlah yang dibutuhkan disesuaikan dengan jumlah sekolah darurat maupun sekolah permanen yang didirikan pascabencana. Sekolah darurat maupun sekolah permanen yang dibangun itu mungkin hanya 70-80 persen jumlahnya dari sekolah yang rusak. Sebab, dua-tiga sekolah yang kekurangan murid dapat digabung jadi satu.
Pada jalur nonformal, Depdiknas dan para relawan dalam situasi darurat belakangan ini memberikan layanan pendidikan untuk membangkitkan semangat hidup para korban di kamp-kamp pengungsi. Layanan yang dimaksud berupa program pendidikan anak usia dini bagi usia 0-6 tahun, taman bacaan masyarakat bagi anak usia 7-18 tahun, serta kecakapan hidup bagi usia 18 tahun ke atas.
Kepada pers seusai rapat, Mendiknas Bambang Sudibyo mengatakan, ujian akhir pada setiap jenjang pendidikan di daerah bencana akan tetap dilakukan. Karena situasinya tidak normal, waktu ujian akhir dan standar soalnya tentu dirancang khusus.
Meski begitu, Mendiknas mengisyaratkan akan tetap menerapkan standar angka kelulusan secara nasional. "Ibarat net untuk main voli, standar kelulusan itu harus tetap distandarkan. Kalau netnya kerendahan, semua orang nanti bisa men-smash," katanya.
Guna menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang bahaya gempa dan tsunami, Komisi X meminta Depdiknas memperkaya muatan kurikulum SD hingga perguruan tinggi mengenai langkah antisipasi.
Berkait dengan penggunaan anggaran untuk pemulihan kegiatan pendidikan, Komisi X menekankan prinsip kehati- hatian. Depdiknas diminta melaporkan secara rinci jumlah dan asal bantuan serta rencana alokasinya. Paling lambat Februari 2005, Depdiknas diminta mengajukan rencana menyeluruh dari rehabilitasi dan rekonstruksi sarana dan prasarana pendidikan di daerah-daerah bencana.

Pendidikan Layanan khusus 3.3

Sentra Pendidikan Layanan Khusus Ditambah

Pada tahun 2007, pemerintah berencana menambah dan mengembangkan sentra pendidikan layanan khusus, terutama di wilayah-wilayah bekas bencana, terpencil, dan perbatasan. Upaya ini merupakan bagian penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, khususnya dari jalur pendidikan luar biasa.Hal tersebut disampaikan Direktur Pembinaan Sekolah Luar Biasa Direktorat Jenderal Dikdasmen Depdiknas, Eko Djatmiko, ditemui di sela-sela acara Spirit, ”Kreasi Gemilang Anak-anak Luar Biasa Indonesia", di Bandung, Kamis (16/11). Acara tahunan ini menghadirkan ratusan anak-anak berkebutuhan khusus dari 33 provinsi se-Indonesia.Eko menjelaskan, sentra-sentra pengembangan yang dimaksud diantaranya wilayah Nunukan (Kalimantan Timur), Natuna (Kepulauan Riau), Sangihe Talaud (Sulawesi Utara), dan Rondo (NAD). Daerah-daerah yang menjadi pilot project ini dipilih berdasarkan permintaan dan analisis kebutuhan daerah.”Program (pendidikan layanan khusus atau PLK) ini memang terbilang baru. Setahun terakhir bergulirnya. Sesuai dengan UU Sisdiknas, khususnya Pasal 31, PLK ini ditujukan bagi siswa-siswa yang berada di daerah pelosok, terpencil, komunitas adat terpencil (KAT), daerah konflik, maupun bekas bencana alam,” ungkapnya.Berbeda dengan pendidikan luar sekolah (PLS), sasaran PLK ini adalah siswa-siswa usia wajar dikdas 9 tahun. Keunikan dari program ini, metoda pengajarannya tidak melulu bersifat akademis atau kognitif. Melainkan, dipadukan dengan pembekalan life skill yang tentunya disesuaikan potensi anak didik.Tahun 2006 ini, PLK ini diujicobakan di sedikitnya 12 daerah yang ada di tanah air, diantaranya Lampung, Medan, Batam, Makassar, Sulawesi Tengah dan Mataram. Di antara sejumlah sentra, lokasi pengungsian di Atambua (Nusa Tenggara Timur) dan KAT Suku Anak Dalam (Jambi) menjadi salah satu indikator keberhasilan program.Menurut Eko, program strategis ini diharapkan bisa efektif membantu pencapaian target wajar dikdas, khususnya di daerah yang sulit terjangkau pendidikan jalur reguler. ”Tahun 2006 ini, saya berutang 54.000 anak difabel usia sekolah (wajar dikdas) yang tidak bersekolah. Padahal, jumlah ini baru sepertiga dari seluruh siswa pendidikan khusus,” ujarnya kemudian.Anggaran ditingkatkanUntuk mendukung rencana tersebut, Depdiknas mengimbanginya dengan pengajuan penambahan alokasi anggaran dalam APBN 2007 mendatang. Kenaikannya, mencapai 35 persen dari tahun sebelumnya, yaitu menjadi Rp 365 miliar. Dari total Rp 365 miliar anggaran PSLB, 30 persen diantaranya ditujukan untuk PLK.Agus Prasetyo, penanggung jawab sebuah PLK yang beroperasi di daerah bencana khususnya NAD, menyambut baik penambahan alokasi anggaran tersebut. ”Ini tentunya sangat baik. Bisa mendukung operasional dan pengembangan kualitas tutor. Apalagi, selama ini kegiatan (PLK) ini sifatnya sukarela. Padahal, jangkauan daerah sangat luas,” ucapnya.

Pendidikan Layanan khusus 3.2

Siswa SLB Kesulitan Transportasi

Minimnya transportasi bagi siswa sekolah luar biasa (SLB) di Muaraenim menjadi kendala serius. Selain tidak tersedianya angkutan resmi, jauhnya jarak sekolah yang mencapai 10 km dari pusat Kota Muaraenim juga harus mendapatkan perhatian serius dari Pemkab Muaraenim. Salah seorang wali murid,Sutisna, 36, warga Tanjung Enim, mengaku sangat kesulitan saat akan mengantarkan anaknya ke sekolah.Apalagi, sejak lokasi sekolah dipindahkan dari Kelurahan Tungkal ke Desa Kepur. Sebab, transportasi menuju sekolah ini belum tersedia. “Memang pemkab telah menyediakan satu unit kendaraan L300, tetapi hal itu masih sangat kurang, mengingat banyaknya jumlah murid.Tidak semua wali murid yang memiliki kendaraan sendiri.Pemerintah seharusnya tanggap mengenai hal ini,” ujar Sutisna kemarin. Terpisah, Asisten III Setda Muaraenim Syahrul Ibrahim menerangkan, pihaknya terus mencarikan solusi terbaik bagi siswa SLB. “Kami terus memperhatikan perkembangannya. Pemkab Muaraenim tidak pernah tinggal diam untuk masalah ini.Transportasi siswa merupakan tanggung jawab Dinas Pendidikan,” katanya. Menurut Syahrul, pihaknya telah menginstruksikan Dinas Pendidikan (Disdik) Muaraenim segera mencarikan solusi.Akhirnya, dari dua kendaraan operasional Disdik,salah satunya telah digunakan untuk transportasi siswa SLB. Minimnya kendaraan,diakuinya, membuat transportasi menuju SLB cukup sulit.“Masalahnya, kendaraan L300 itu kerap berangkat satu kali dan sering tidak menunggu siswa-siswa lain. Memang kedatangan siswa tidak bersamaan, tetapi akhirnya lama- kelamaan menjadi lalai,”katanya. Setelah rapat koordinasi kemarin, pihaknya minta Disdik dapat lebih memperhatikan masalah transportasi ini. Bahkan, pemkab telah mengajukan usulan untuk menyediakan satu buah bus angkutan di dalam Anggaran Belanja Tambahan (ABT) Muaraenim.“ Akan kami perjuangan usulan tersebut,”ucapnya. Tahun ajaran ini, sebut dia, jumlah siswa SLB mencapai 54 orang, dengan rincian 43 orang yang mengalami cacat mental, 9 orang tunarungu wicara, 1 orang tunanetra, dan 1 orang cacat tubuh. Sedangkan domisili tempat tinggal siswa, 29 di antaranya tinggal di Tanjung Enim, sisanya tersebar di Kecamatan Muaraenim. “Fasilitas belajar-mengajarnya pun sudah kami sesuaikan dengan sekolah biasa. Mereka tetap kami perhatikan.Bahkan,bantuan operasional sekolah (BOS) juga sudah dianggarkan.Ke depan, permasalahan transportasi secepatnya akan diselesaikan,” ungkapnya.

Pendidikan Layanan khusus 3.1

70.000 Penduduk Sulbar Buta Aksara

MAMUJU, - Sekitar 70.000 dari sekitar satu juta orang jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Barat masih menyandang status buta aksara. Kepala Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sulbar Jamil Barambangi di Mamuju, mengatakan, dari 70.000 penduduk Sulbar yang buta aksara tersebut, sekitar 57 persen di antaranya adalah kaum perempuan.Ia mengatakan, tingginya angka buta aksara di wilayah ini akibat banyaknya anak usia sekolah tidak mengecap pendidikan serta terbatasnya kesempatan masyarakat untuk belajar membaca.Menurut dia, banyaknya masyarakat tidak mengecap pendidikan karena masih rendahnya kesadaran atau minat untuk menyekolahkan anaknya, khususnya kalangan masyarakat yang berada di daerah terpencil atau terisolasi.“Selain itu, juga akibat keterbatasan infrastrukrur pendidikan di daerah ini seperti sarana dan prasarana belajar mengajar yang belum memadai,” ujarnya. Oleh karena itu, pihaknya telah memprogramkan tahun 2009 untuk mengembangkan taman baca masyarakat (TBM) pada lokasi yang stratebis untuk menjangkau dan menarik minat baca masyarakat.“TBM tersebut ditempatkan pada lokasi strategis seperti terminal agar seluruh lapisan masyarakat terutama nelayan dan petani yang selama ini kurang berminat membaca, dapat menjangkau tempat bacaan itu,” ujarnya.Jamil menambahkan, khusus untuk wilayah pesisir, pihaknya memprogramkan “kapal pintar” untuk memenuhi kebutuhan membaca msyarakat di wilayah pesisir dan kepulauan di gugusan Pulau Balak Balakang yang terletak di perairan Selat Makassar.Ia mengatakan, Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sultra terus berupaya membenahi pembangunan infrastruktur pendidikan dengan memanfaatkan anggaran APBN 2009 sekitar Rp 230 miliar dan APBD 2009 sekitar Rp 22 miliar.

Pendidikan Keagamaan 3.5

Lembaga Pendidikan Non Formal Keagamaan JIC

Di Indonesia, permulaan munculnya madrasah baru terjadi sekitar abad ke-20. Meski demikian, latar belakang berdirinya madrasah tidak lepas dari dua faktor, yaitu semangat pembaharuan Islam yang berasal dari Islam pusat (Timur Tengah) dan merupakan respons pendidikan terhadap kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang mendirikan serta mengembangkan sekolah.
Pada konteks Indonesia, berkembangnya madrasah di Indonesia merupakan respon terhadap kebijakan politik pendidikan pemerintah Hindia Belanda. Akan tetapi, dalam kajian sejarah pendidikan Islam di Indonesia, pada umumnya disebutkan peran penting Madrasah Diniyah Labai al-Yunusiah yang didirikan oleh Zaenudin Labai el-Yunusi (1890-1924) dan Madrasah Mambaul Ulum sebagai madrasah yang masing-masing berdiri di wilayah Sumatera dan wilayah Jawa. Apalagi kedua madrasah itu memang sudah sejak awal menampilkan sosok madrasah yang lebih terorganisasi dan permanen.
Dalam perkembangannya, sistem pendidikan Islam madrasah sudah tidak menggunakan sistem pendidikan yang sama dengan sistem pendidikan Islam pesantren. Karena di lembaga pendidikan madrasah ini sudah mulai dimasukkan pelajaran-pelajaran umum seperti sejarah ilmu bumi, dan pelajaran umum lainnya.
Metode pengajarannya pun sudah tidak lagi menggunakan sistem halaqah, melainkan sudah mengikuti metode pendidikan modern Barat. Yaitu dengan menggunakan ruang kelas, kursi, meja, dan papan tulis untuk proses belajar mengajar.
Melihat kenyataan sejarah, kita tentunya bangga dengan sistem dan lembaga pendidikan Islam madrasah yang ada di Indonesia. Dan kini, perkembangannya sudah menjamur. Apalagi dengan metode dan kurikulum pelajarannya mengadaptasi sistem pendidikan serta kurikulum pelajaran umum, mengedepankan moral dan etika serta nilai-nilai keagamaan yang berkembang di masyarakat.
Dengan begitu, madrasah yang tadinya hanya dipandang sebelah mata, secara perlahan-lahan berhasil mendapat perhatian dari masyarakat. Apresiasi ini menjadi modal besar bagi madrasah untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa. Dalam konteks kekinian, sekarang ini banyak sekali madrasah yang menawarkan konsep pendidikan modern, yaitu konsep yang memberikan pelajaran atau pendidikan agama dan juga mengadaptasi mata pelajaran umum.
Jakarta Islamic Centre sebagai pusat pengembangan sumber daya Muslim kini memiliki lembaga pendidikan non formal keagamaan bercorak islam yang berkesinambungan, terdiri dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), TKA-TPA Plus dan Madrasah Diniyah Plus. Lembaga pendidikan ini didesain dengan kurikulum terpadu yang mengombinasikan materi pendidikan diniyyah dasar dengan pengembangan materi kecerdasan multiple intelligence melalui pendidikan kelas terbuka.
PAUD yang bekerjasama dengan Yayasan Qalbun Salim mengembangkan metode pembelajaran dengan sistem belajar melalui bermain (pakem and active learning) serta Beyond Centre dan Circle Time (BCCT/Centre) yang bertujuan mengembangkan kemampuan sosialisasi anak dengan lingkungan sekitar melalui kegiatan belajar yang menyenangkan.
TKA-TPA Plus JIC dengan model pembelajaran yang mengacu pada prinsip 'Bermain Sambil Belajar Integrasi IMTAQ' memiliki harapan untuk menjadikan anak didik menjadi generasi Qurani dalam kehidupan sehari-hari
MD Plus JIC yang memiliki tiga tingkatan jenjang pendidikan : Tingkat Ula kelas I, II, III, dan IV (sederajat dengan kelas III, IV, V dan VI), didesain dengan kurikulum terpadu. Yakni, mengombinasikan materi pendidikan diniyyah dasar dengan materi pengembangan kecerdasan multiple intelligence, di antaranya dengan kegiatan computer for Kids yang bermuatan teknologi komputer terapan.

Pendidikan Keagamaan 3.4

Depag akan Kaji Pendidikan Pesantren

Forum Komunikasi Pesantren Mu'adalah (FKPM) mengenai perlunya peraturan menteri (permen) untuk mengatur pondok pesantren mendapat tanggapan positif. Guna membahas pendidikan keagamaan termasuk pesantren, Departemen Agama akan duduk bersama dengan para rektor Universitas Islam Negeri (UIN) serta sejumlah pengurus pesantren.
''Depag akan menggelar diskusi yang akan dihadiri pejabat eselon I Depag, seperti kabalitbang, sekjen, dan irjen bersama beberapa rektor UIN serta pengasuh pesantren untuk membahas pendidikan keagamaan. Hasil diskusi itu akan dijadikan dasar untuk itu (permen),'' ungkap Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Departemen Agama, Prof Muhammad Ali kepada Republika , Selasa (21/4). Rencananya, pertemuan itu bakal digelar pada Jumat (24/4) pekan ini.
Sebelumnya, sejumlah pesantren besar berpengaruh di Indonesia meminta agar Menteri Agama mengeluarkan Peraturan Menteri Agama yang khusus mengatur pendidikan pesantren. Sehingga, pesantren dapat terpisah dari diniyah.
''Pendidikan pesantren tidak sama dengan pendidikan diniyah. Kami harap menteri agama segera mengeluarkan Permen tentang Pesantren Mu'adalah yang terpisah atau berbeda dengan Madrasah Diniyah,'' tutur KH Muhammad Idris Jauhari, pengasuh Pondok Pesantren Al Amien Prenduan, Sumenep, Madura, Jawa Timur, Ahad (19/4).

Kualitas madrasah

Dalam kesempatan yang sama, Prof Ali berharap kualitas madrasah di seluruh Tanah Air terus meningkat. Untuk itu, pihaknya berharap pada Ujian Nasional (UN) 2009, prestasi yang telah dicapai madrasah tidak menurun. ''Raihan prestasi murid, baik yang berasal dari madrasah swasta dan negeri, diharapkan tak mengalami degradasi,'' ujarnya menegaskan.
Pihaknya optimistis, kualitas dan prestasi para siswa madrasah pada UN tahun ini akan meningkat. Sebab, kata dia, para siswa madrasah telah mempersiapkan diri jauh sebelum ujian digelar. Pada tahun ajaran 2007/2008, tingkat kelulusan siswa madrasah ibtidaiyah (MI) mencapai 99,60 persen, madrasah tsanawiyah (MTs) sekitar 94,39 persen, dan madrasah aliyah 89,16 persen. Mata pelajaran yang diujikan meliputi bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Matematika, dan IPA.
Pada tahun ajaran 2008/2009, jumlah siswa yang sedang dan akan mengikuti UN mencapai 1.599.670. Perinciannya, siswa MI mencapai 522.875 orang, tingkat MTs sekitar 776.434, dan MA 300.361 siswa. Menyinggung kemungkinan adanya kecurangan yang dilakukan para guru dalam pelaksanaan UN, Dirjen Pendidikan Islam, Muhammad Ali menegaskan, pihaknya akan menindak tegas terhadap siapa pun yang melanggar aturan.''Kami akan mengambil tindakan tegas, bila ada yang terbukti melakukan kecurangan, sanksinya bisa sampai pemecatan,'' kata Ali menegaskan.

Pendidikan Keagamaan 3.3

Depag Tak Sanggup Berikan Pendidikan Bermutu

Jakarta – Menteri Agama M Maftuh Basyuni mengatakan Departemen Agama (Depag) tidak yakin mampu memberi pelayanan pendidikan yang bermutu. Alasannya anggaran untuk pelaksanaan program pokok pendidikan yang kini diterima sangat kecil. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Paskah Suzetta mengamini pernyataan Menag. Namun, Bappenas menyesalkan rendahnya kontribusi pemerintah daerah dalam mengalokasikan anggaran untuk pendidikan keagamaan (madrasah), karena urusan pendidikan agama bukan lagi melulu beban Departemen Agama.“Kami di Depag berharap mendapat anggaran yang lebih wajar dalam rangka meningkatkan pelayanan pendidikan yang bermutu. Sesuai dengan UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional juga mengamanatkan bahwa dana pendidikan dialokasikan sekurangnya 20 persen dari APBN dan APBD di luar gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan. Kami minta yang wajar,” kata Maftuh Basyuni dalam rapat kerja gabungan Komisi VIII dan X DPR di Jakarta, Senin (10/7). Rapat tersebut juga dihadiri oleh Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo dan Kepala Bappenas Paskah Suzetta.Karena itu, setidaknya Depag memerlukan tambahan anggaran sebesar Rp 4,24 triliun untuk membiayai program dan kegiatan mendesak yang belum tertampung dalam APBN 2006. Maftuh juga menjelaskan pihaknya akan membentuk panitia kerja (panja) bersama Mendiknas dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) guna mengatasi adanya diskriminasi dalam anggaran pendidikan anatara departemen pendidikan dan Depag. Bukan Beban DepagPihaknya akan melakukan pembicaraan awal yang intensif dalam waktu dekat. Hal itu terkait dengan alokasi anggaran pendidikan nasional yang 84% masuk ke Depdiknas. Menag menilai ada diskriminasi anggaran pendidikan terhadap pihaknya. Ihwalnya, 20 persen anggaran pendidikan yang diambil dari APBN, sekitar 84 persen untuk pendidikan nasional dan hanya 16 persen untuk pendidikan agama. Namun, di Depag, anggaran tersebut dibagi menjadi 2, yaitu untuk pendidikan agama dan gaji pegawai. Untuk Diknas, dana itu khusus untuk anggaran pendidikan.Rendahnya anggaran pendidikan di Depag tersebut disesalkan Kepala Bappenas Paskah Suzetta. Ia juga menyesalkan rendahnya kontribusi pemerintah daerah dalam mengalokasikan anggaran untuk pendidikan keagamaan (madrasah). Menurutnya, pendidikan keagamaan tidak lagi menjadi wewenang pemerintah pusat, yakni Departemen Agama. Menurut Paskah, sekolah umum yang dikelola Depdiknas berbeda dengan sekolah keagamaan yang telah didesentralisasikan dan APBD memiliki kontribusi. Perbedaan juga terjadi dalam hal tunjangan kesejahteraan guru yang bersumber dari APBD. Oleh karena itu, yang dibutuhkan saat ini adalah formulasi baru agar daerah bisa memberi kontribusi juga kepada pendidikan keagamaan di daerahnya dan tidak hanya memberatkan pada kebijakan pemerintah pusat. Sementara itu, Depag mengusulkan anggaran untuk tahun 2007 sebesar Rp 21,4 triliun. Namun, Depag hanya memperoleh pagu sementara sebesar Rp 10,7 triliun untuk membiayai 5 fungsi dan 21 program Depag. Dari pagu sementara itu, anggaran untuk pendidikan agama hanya Rp 3,6 triliun.

Pendidikan Keagamaan 3.2

KKMD Genjot Pendidikan Keagamaan

LOSARANG— Kelompok Kerja Madrasah Diniyah (KKMD) Kecamatan Losarang menggelar aneka lomba religi, Minggu (19/4), bertempat di kantor kuwu Desa Jangga, Kecamatan Losarang. Sebanyak 325 peserta dari 30 madrasah diniyah turut ambil bagian, mengikuti qiroatul quran, khotul quran, kaifiyat adzan, kaifiyat wudhu dan salat serta cerdas cermat keagamaan.Ketua KKMD Kecamatan Losarang Kamali Noor mengatakan, kegiatan itu merupakan rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. “Kami putuskan mengadakan kegiatan ini usai pemilu guna menghindari masuknya orang luar dengan tujuan tertentu,” tandasnya. Selain sebagai ajang untuk menguji kualitas para anak didik di madrsah diniyah, kata Kamali, even itu juga menjadi jembatan silaturahmi antarguru madrasah. Pihaknya bertekad memajukan pendidikan keagamaan melalui lembaga madrasah. “Alhamdulillah, pelaksanaan kegiatan ini disambut antusias para kepala madrasah, guru dan murid-murid. Kami berharap ke depan akan lebih baik lagi dan bisa memberikan yang terbaik bagi kemajuan pendidikan keagamaan di Indramayu,” harapnya. (tar)

Pendidikan Keagamaan 3.1

Pendidikan Keagamaan di TPST Bantar Gebang Dikembangkan

Keagamaan di sekitar Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Rt 1/Rw 5 Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantar Gebang akan dikembangkan dengan adanya pembangunan beberapa sarana dan prasarana kegiatan belajar mengajar agama, pelatihan keterampilan, dan sekolah.
"Rencananya akan ada pembangunan dan pengembangan sekolah, Taman Pendidikan Al Qur'an, kegiatan masjid dan pembangunan klinik di tengah-tengah komunitas masyarakat pemulung," kata Ahmad Khoidir Rohendi, Pengurus Cabang MKM Muhammadiyah, Jumat (1/5).
Menurut Hendi, selain kegiatan-kegiatan tersebut akan ada kegiatan pengembangan ekonomi, pendidikan anak, pendampingan dan penyelenggara pendidikan alternatif. Kegiatan belajar mengajar Al Quran di Masjid Al Muhajirin yang dulunya dikelola oleh PCM Rawamangun kemudian dilimpahkan kepengurusannya kepada PDM Bekasi dengan program MKKM Bekasi.
Sebelum ada kegiatan itu, di lingkungan TPST Bantar Gebang juga telah didirikan program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang telah berdiri pada 2008 dari dana Dinas Pendidikan Kota Bekasi, dan beberapa Taman Kanak-Kanak Al Quran dan Ikatan Guru Taman Pendidikan Al Quran (IGTPQ) yang dikelola oleh Departemen Agama.
Hendi juga menjelaskan saat ini, di Masjid Al Muhajirin sudah ada kegiatan kajian remaja yaitu, Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) dan Majelis Ta'lim yang telah terdaftar dan terprogram.
Selain itu juga Program Pemberdayaan Kompetisi Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM) yang kegiatannya, antara lain baca, tulis, hitung (calistung), pelatihan membuat kerajinan tangan dan kue, dan ukir-ukiran atas kerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Bekasi dan Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI)."Rencananya akan dibangun juga klinik seluas 500 m2 dan Ponpes untuk semua kalangan di lingkungan tersebut," katanya.

Pendidikan Anak Usia Dini 3.5

Pendidikan Lalu Lintas Dini
Makin rawannya tingkat keselamatan di jalan raya yang ditunjukkan oleh terus meningkatnya angka kecelakaan yang terjadi dari tahun ke tahun menyebabkan perlunya digalakkan kembali pendidikan dan etika berlalu lintas sejak usia dini.Untuk itu, Shell Indonesia meluncurkan program Road Safety: Think Safety, Act Safely yang akan melibatkan sekitar 1.200 siswa-siswi kelas 4 dan 5 dari sepuluh sekolah dasar di Jakarta hingga akhir tahun 2008. "Program perubahan seperti ini, perlu early wins yaitu kemenangan-kemenagan untuk ke depannya," ujar Presiden Direktur PT Shell Indonesia Darwin Silalahi dalam acara peluncuran program ini di Jakarta, Rabu (28/5).Darwin mencontohkan anaknya yang merengek minta dibelikan handphone padahal umurnya baru lima tahun. Meski kurang setuju, Darwin akhirnya membelikan juga karena sebagian besar teman anaknya ternyata memiliki handphone. Dalam dua hari anaknya sudah mampu menghapal banyak nomor telepon orang-orang terdekatnya."Kemampuan menghapal dan meniru sesuatu itu sangat tinggi di tingkat SD. Nanti kami akan kembangkan lagi tapi kami mulai dari SD untuk memasyarakatkan perilaku sopan di jalanan, meski mulai dengan jumlah sangat kecil," tandasnya.Menurut Social Investment Manager PT Shell Indonesia Sri Endah program yang akan dikemas dalam roleplay dan simulasi ini nantinya akan diselenggarakan langsung di Taman Lalu Lintas (Traffic Park) Cibubur. "Kami akan ajarkan basic skill saja misalnya menyeberang jalan, atau pakai seat belt, paling tidak mereka nanti bisa ingatkan ayah ibunya ketika hendak mengendarai mobil untuk memakai seat belt," tukas Endah.Program ini akan dimulai pada 5 Juni mendatang dimulai untuk SDN 01 Menteng Atas dan disusul sembilan SD lainnya hingga akhir 2008, seperti SDN Klender 12, SDN Duren Sawit, SDN 02 Menteng Atas, SDN 04 Menteng Atas, SDN 19 Menteng Atas, SDN Gondangdia 03 Pagi, SDN Gondangdia 05 Pagi, SDN Cikini 02 pagi, dan SDN Cikini 04 pagi.Nantinya, pendidikan yang akan diadakan satu hari penuh untuk setiap SD akan memuat pengetahuan dasar tentang lalu lintas yang dikemas dengan interaktif dan fun serta memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk berkendaraan langsung dengan menggunakan alat-alat peraga, seperti kendaraan-kendaraan kecil dan perlengkapannya serta rambu-rambu lalu lintas.Shell melalui program CSR-nya ini berharap program ini menjadi investasi jangka panjang terhadap mental generasi muda di jalanan.Menurut catatan Direktorat Lalu Lintas Polri, angka kecelakaan di Jakarta pada tahun 2007 tercatat 5.154 kejadian yang menyebabkan 999 orang meninggal dunia. Angka ini terus meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.

Pendidikan Anak Usia Dini 3.4

Fokuskan Pendidikan Usia Dini ke Anak Usia 0-6 Tahun!
JAKARTA,KOMPAS.com - Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di daerah-daerah masih banyak berfokus pada usia 5-6 tahun atau anak-anak yang bersekolah di Taman Kanak-kanak. Akibatnya, empat tahun pertama di masa emas anak-anak tersebut menjadi kurang diperhatikan, padahal di usia tersebut mereka juga perlu dimaksimalkan potensi dan tumbuh kembangnya."Pendidikan anak usia dini atau PAUD itu penting mulai anak usia 0-6 tahun. Tetapi pemerintah daerah belum banyak yang mendukung karena tidak wajib seperti pendidikan dasar sembilan tahun," kata Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Depdiknas, Hamid Muhammad, di Jakarta, Jumat (15/5).Program PAUD merupakan salah satu program prioritas Depdiknas. Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD tahun 2008 baru mencapai 50,03 persen dari 29,8 juta anak. Target APK PAUD formal maupun PAUD nonformal akhir tahun ini adalah 53,9 persen, baik yang dikelola Depdiknas maupun Departemen Agama.Hamid mengatakan, upaya untuk meningkatkan akses pendidikan dilakukan terutama untuk perintisan PAUD di daerah terpencil, yaitu di 50 kabupaten dari 21 provinsi di Indonesia. Intinya, kata dia, pertama adalah untuk pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan-pelatihan pada pengelola PAUD di desa. Kedua, untuk para pembina di provinsi dan kabupaten. Ketiga, yang paling besar jumlahnya, adalah untuk pendirian lembaga PAUD. "Total 783 ribu anak yang bisa masuk program ini," katanya.Hamid mengungkapkan, kendala yang dihadapi untuk mendongkrak APK PAUD adalah tingkat kesadaran masyarakat tentang pentingnya PAUD. Anggota masyarakat, kata dia, terutama di daerah pedesaan kurang peduli terhadap PAUD. "Bagi mereka yang penting masuk sekolah dasar. Padahal betapa pentingnya PAUD sebagai landasan wajib belajar sembilan tahun," katanya.Pemerintah, kata Hamid, juga memberikan perhatian terhadap tutor PAUD. Dia menjelaskan, tutor PAUD tidak seperti guru pada taman kanak-kanak yang diwajibkan berkualifikasi S1 ditambah pendidikan profesi. Tutor PAUD, kata dia, dilihat dari kompetensinya."Belum ada standardisasi kualifikasi, tetapi secara bertahap akan kita lakukan beberapa standardisasi. Sementara ini yang kita lakukan dengan pelatihan," katanya.Direktur PAUD Depdiknas Sudjarwo Singowidjojo menyampaikan, upaya lain yang ditempuh untuk meningkatkan APK PAUD adalah diversifikasi bentuk-bentuk PAUD, yakni kelompok bermain, taman penitipan anak, dan satuan PAUD sejenis. Dia mencontohkan, melalui PAUD sejenis yaitu dengan membina di antaranya posyandu dan taman pendidikan Alquran."Kemudian dengan melakukan kemitraan dengan organisasi perempuan seperti Aisyiyah, Muslimat NU, dan PKK. Diharapkan, APK PAUD dapat mencapai 72,6 persen pada 2014," katanya.Hamid mengatakan, progam PAUD didukung melalui APBN dan grant dari pemerintah Belanda. Beberapa tahun belakangan ini, kata dia, program ini juga dibantu oleh UNICEF khususnya di kawasan Indonesia bagian timur. "Oleh karena itu, pada tahun ini, bersamaan dengan program reguler, APBN, dan pihak donor, kita akan melakukan kegiatan publikasi dan sosialisasi berupa sejumlah lomba," katanya.

Pendidikan Anak Usia Dini 3.3

Belajar Membaca Untuk Anak Usia Dini

oleh Maya A. Pujiati
Bisa membaca di usia dini mungkin bukanlah segalanya. Ada hal yang lebih penting dari kemampuan membaca, yang justru agak sering terlewatkan, yaitu bagaimana membuat anak-anak senang dengan buku dan kegiatan membaca.
Jika pembentukan kebiasaan membaca kurang dibangun, tak jarang, ada anak yang sudah bisa membaca tetapi tidak tertarik dengan buku.
Akan tetapi, tidaklah pula berlebihan jika orang tua mulai menyediakan media belajar membaca (apapun itu) pada saat anak-anak terlihat begitu antusias dengan buku dan kegiatan membaca, meskipun mereka masih berusia balita atau bahkan batita. Kontroversi tentang hal tersebut memang masih selalu hangat dibicarakan dan tak pernah ada habisnya dari waktu ke waktu. Beberapa pihak bahkan melarang orang tua atau guru untuk mengajarkan keterampilan membaca pada usia dini, dengan alasan takut anak-anak jadi terbebani, sehingga mereka menjadi benci dengan kata “belajar”.
Namun sejauh pengalaman saya, selama prinsip belajar ‘fun’ yang dikembangkan, materi apapun yang diajarkan kepada anak usia dini selalu direspon dengan baik dan anak-anak suka untuk belajar. Mengajak anak-anak untuk belajar membaca menurut saya jauh lebih baik daripada membiarkan mereka menonton TV seharian. Tanpa kita sadari sesungguhnya anak-anak juga belajar sesuatu lewat TV, yang sayangnya lebih banyak berupa hal-hal negatif daripada hal-hal yang positif.

Seputar metode belajar

Metode mengajar balita membaca sangatlah beragam. Karena begitu beragamnya, lagi-lagi kita akan menemukan perbedaan dasar pemikiran dari metode-metode tersebut. Meskipun kadang-kadang sering mencuat pertentangan yang tajam antar berbagai metode, kita tak perlu bingung. Kenali saja semua konsep yang ditawarkan, dan kenali pula gaya belajar anak-anak kita. Jika metode dan gaya belajar cocok, kita bisa lebih mudah memotivasi anak untuk belajar.
Berdasarkan telaah saya, sejauh ini di dunia belajar ini dikenal 2 metode besar, yaitu metode terstruktur dan metode tidak terstruktur (acak). Keduanya tidak lebih baik atau lebih jelek dari yang lainnya. Metode terstruktur dan tidak terstruktur (acak) bisa saling melengkapi sesuai karakter dua belahan sisi otak kita yang kini populer dengan istilah otak kiri dan otak kanan.
Otak kiri memiliki karakteristik yang teratur, runut (sistematis), analitis, logis, dan karakter-karakter terstruktur lainnya. Kita membutuhkan kerja otak kiri ini untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan data, angka, urutan, dan logika.
Adapun karakteristik otak kanan berhubungan dengan rima, irama, musik, gambar, dan imajinasi. Aktivitas kreatif muncul atas hasil kerja otak kanan.
Melalui deskripsi tentang karakteristik dua belahan otak tersebut, kita tentu bisa melihat bahwa keduanya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita. Apa jadinya para kreator-kreator seni jika tak punya tim manajemen yang handal. Bisa kita bayangkan pula sepi dan monotonnya dunia ini jika penghuninya hanyalah para ahli matematika atau akuntansi yang selalu sibuk dengan angka. Secara personal, kita pun akan menjelma menjadi orang yang “timpang” jika tidak mampu menyeimbangkan kinerja dua sisi otak kita. Kita pun bisa tumbuh menjadi orang yang “ekstrem” dalam memandang belajar dan cara belajar.
Selain metode belajar, karakteristik anak-anak juga perlu kita ketahui dan pahami agar kita bisa merancang model-model belajar yang menarik minat anak. Beberapa karakteristik anak secara umum adalah sebagai berikut:

1. Konsentrasi lebih pendek (relatif)

2. Tidak suka diatur/dipaksa

3. Tidak suka dites

Ketiga ciri tersebut jelas menunjukkan kepada kita bahwa mengajar balita membaca tak bisa dilakukan dengan cara-cara orang dewasa. Kita membutuhkan teknik-teknik yang lebih bervariasi dan adaptif terhadap kecenderungan anak-anak. Dan hanya satu kegiatan yang bisa melumerkan 3 karakteristik di atas yaitu BERMAIN. Mengapa? Karena dalam bermain anak-anak tidak menemukan tes, paksaan, dan batas waktu. Ketika bermainlah anak-anak menemukan kebebasan dirinya untuk berekspresi. Ketika bermain pula mereka menemukan kesenangan mereka.

Model-model belajar membaca untuk inspirasi

1. Belajar membaca lewat kosa kata

Kosa kata adalah pembentuk kalimat. Lewat kosa kata yang makin beragam, kalimat yang kita keluarkan pun akan semakin kaya. Lewat kosa kata, anak-anak akan belajar tak hanya kemampuan membaca tetapi juga perbendaharaan dan pemahaman akan kata-kata yang akan mereka gunakan dalam berbicara.
Variasi yang bisa digunakan diantaranya, kartu kata yang disajikan dengan model Glen Doman, poster kata yang ditempel di dinding, buku-buku bergambar yang kalimatnya pendek dan ukuran hurufnya cukup besar. Prinsip yang dipakai dari metode tersebut adalah belajar dengan melakukannya. BELAJAR MEMBACA dengan MEMBACA.
Hal-hal khusus yang menyertai model ini adalah kemungkinan anak-anak untuk mengenal pola lebih lama. Artinya, bisa jadi untuk bisa benar-benar membaca semua kata yang diperlihatkan kepada mereka (meski belum diajarkan) membutuhkan waktu yang cukup lama, tergantung kecepatan anak.

2. Belajar Membaca lewat Suku Kata

Model ini paling banyak digunakan, terutama di sekolah-sekolah. Prinsip dasarnya adalah terlebih dulu mengenali pola sebelum masuk pada fase membaca.
Belajar lewat suku kata misalnya ba bi bu be bo dan seterusnya juga memiliki efek tersendiri, diantaranya kecepatan membaca yang sedikit lambat jika tidak diiringi latihan langsung lewat buku atau bacaan-bacaan. Mengapa demikian? Karena anak-anak akan terbiasa dengan membaca pola lebih dulu baru membaca. Kerja otak kiri lebih dominan dalam hal tersebut.
Untuk mengimbanginya, kita harus lebih sering memotivasi anak untuk membaca kata-kata secara langsung lewat buku tanpa harus memilah suku katanya.

3. Belajar membaca dengan mengeja

Model ini di awali dengan pengenalan huruf baru kemudian merangkainya menjadi gabungan huruf dan kemudian kata. Sebenarnya metode ini sudah jarang digunakan orang karena memang terbukti cukup sulit bagi anak.
Kerja otak kiri akan semakin dominan jika kita memakai metode ini. Anak-anak harus melewati tiga tahapan menuju kata, yaitu huruf, suku kata, lalu kata. Memang ada anak-anak yang bisa belajar dengan metode ini, tapi lagi-lagi latihan membaca kata secara intensif harus mengiringinya agar anak-anak merasa percaya diri untuk membaca.
Belajar Multi Metode
Adakalanya spesialisasi itu baik untuk mengenal kedalaman suatu ilmu, tapi dalam belajar membaca kita bisa mempergunakan multi metode sekaligus tanpa harus merasa tabu hanya karena teori yang kita peroleh dianggap paling rasional.
Dengan kata lain, kita bisa memperkenalkan pada anak-anak kita semuanya, huruf, suku kata, ataupun kosa kata. Catatan pentingnya tentu saja: sajikan dengan perasaan riang sehingga anak-anak kita pun mendeteksi kegembiraan dan ketulusan yang kita berikan pada mereka. Hal itu jauh lebih berarti dan lebih efektif daripada segudang metode terhebat sekalipun.
Tersisa dari itu semua, “kita memang tak boleh berhenti belajar”.