Selasa, 26 Mei 2009

Pendidikan Keagamaan 3.5

Lembaga Pendidikan Non Formal Keagamaan JIC

Di Indonesia, permulaan munculnya madrasah baru terjadi sekitar abad ke-20. Meski demikian, latar belakang berdirinya madrasah tidak lepas dari dua faktor, yaitu semangat pembaharuan Islam yang berasal dari Islam pusat (Timur Tengah) dan merupakan respons pendidikan terhadap kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang mendirikan serta mengembangkan sekolah.
Pada konteks Indonesia, berkembangnya madrasah di Indonesia merupakan respon terhadap kebijakan politik pendidikan pemerintah Hindia Belanda. Akan tetapi, dalam kajian sejarah pendidikan Islam di Indonesia, pada umumnya disebutkan peran penting Madrasah Diniyah Labai al-Yunusiah yang didirikan oleh Zaenudin Labai el-Yunusi (1890-1924) dan Madrasah Mambaul Ulum sebagai madrasah yang masing-masing berdiri di wilayah Sumatera dan wilayah Jawa. Apalagi kedua madrasah itu memang sudah sejak awal menampilkan sosok madrasah yang lebih terorganisasi dan permanen.
Dalam perkembangannya, sistem pendidikan Islam madrasah sudah tidak menggunakan sistem pendidikan yang sama dengan sistem pendidikan Islam pesantren. Karena di lembaga pendidikan madrasah ini sudah mulai dimasukkan pelajaran-pelajaran umum seperti sejarah ilmu bumi, dan pelajaran umum lainnya.
Metode pengajarannya pun sudah tidak lagi menggunakan sistem halaqah, melainkan sudah mengikuti metode pendidikan modern Barat. Yaitu dengan menggunakan ruang kelas, kursi, meja, dan papan tulis untuk proses belajar mengajar.
Melihat kenyataan sejarah, kita tentunya bangga dengan sistem dan lembaga pendidikan Islam madrasah yang ada di Indonesia. Dan kini, perkembangannya sudah menjamur. Apalagi dengan metode dan kurikulum pelajarannya mengadaptasi sistem pendidikan serta kurikulum pelajaran umum, mengedepankan moral dan etika serta nilai-nilai keagamaan yang berkembang di masyarakat.
Dengan begitu, madrasah yang tadinya hanya dipandang sebelah mata, secara perlahan-lahan berhasil mendapat perhatian dari masyarakat. Apresiasi ini menjadi modal besar bagi madrasah untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa. Dalam konteks kekinian, sekarang ini banyak sekali madrasah yang menawarkan konsep pendidikan modern, yaitu konsep yang memberikan pelajaran atau pendidikan agama dan juga mengadaptasi mata pelajaran umum.
Jakarta Islamic Centre sebagai pusat pengembangan sumber daya Muslim kini memiliki lembaga pendidikan non formal keagamaan bercorak islam yang berkesinambungan, terdiri dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), TKA-TPA Plus dan Madrasah Diniyah Plus. Lembaga pendidikan ini didesain dengan kurikulum terpadu yang mengombinasikan materi pendidikan diniyyah dasar dengan pengembangan materi kecerdasan multiple intelligence melalui pendidikan kelas terbuka.
PAUD yang bekerjasama dengan Yayasan Qalbun Salim mengembangkan metode pembelajaran dengan sistem belajar melalui bermain (pakem and active learning) serta Beyond Centre dan Circle Time (BCCT/Centre) yang bertujuan mengembangkan kemampuan sosialisasi anak dengan lingkungan sekitar melalui kegiatan belajar yang menyenangkan.
TKA-TPA Plus JIC dengan model pembelajaran yang mengacu pada prinsip 'Bermain Sambil Belajar Integrasi IMTAQ' memiliki harapan untuk menjadikan anak didik menjadi generasi Qurani dalam kehidupan sehari-hari
MD Plus JIC yang memiliki tiga tingkatan jenjang pendidikan : Tingkat Ula kelas I, II, III, dan IV (sederajat dengan kelas III, IV, V dan VI), didesain dengan kurikulum terpadu. Yakni, mengombinasikan materi pendidikan diniyyah dasar dengan materi pengembangan kecerdasan multiple intelligence, di antaranya dengan kegiatan computer for Kids yang bermuatan teknologi komputer terapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar